Hanya dengan Cara Mudah Ini Anda dapat Terhindar dari Diabetes dan Darah Tinggi

- 13 Januari 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi diabetes.
Ilustrasi diabetes. /PEXELS/Polina Tankilevitch

MANTRA PANDEGLANG - Darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang terdapat tekanan darah terhadap dinding arteri yang terlalu tinggi.

Biasanya hipertensi atau darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90 dan akan dianggap parah jika tekanan darah di atas 180/120.

Penyakit darah tinggi yang telah kronis dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup.

Baca Juga: Cek Status Penerima BLT UMKM Rp2,4 Juta melalui eform.bri.co.id, Berikut Panduan Lengkapnya

Baca Juga: Link Live Streaming Sinetron Ikatan Cinta Rabu, 13 Januari 2021, Papa Surya Ancam Nino

Dikutip mantrapandeglang.com dari laman Thehealthy, pada Rabu, 13 Januari 2021, bahwa tekanan darah tinggi bisa dikatakan sebagai penyakit turunan dan mempengaruhi diabetes atau sebaliknya.

Tekanan darah dicatat sebagai dua angka yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik.

1. Tekanan sistolik, angka teratas dalam pembacaan adalah tekanan saat jantung Anda berdetak dan memompa darah ke seluruh tubuh Anda.

2. Tekanan diastolik, angka yang lebih rendah adalah kekuatan saat jantung Anda beristirahat dan terisi dengan darah.

Untuk diketahui, Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat didiagnosis secara bertahap seperti berikut.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Live Streaming Sinetron Ikatan Cinta 13 Januari 2021, Elsa Takut Diceraikan Nino

- Hipertensi stadium 1 adalah pembacaan tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.

- Hipertensi stadium 2 adalah tekanan darah di atas 140/90 mm Hg.

- Tekanan darah kurang dari 120/80 mm Hg adalah normal

"Terkadang tekanan darah tinggi disebabkan oleh kondisi yang mendasar seperti gangguan ginjal, penyakit pembuluh darah, atau kelainan hormonal. Ini dikenal sebagai hipertensi sekunder," ucap Dr. Mintz.

1. Hindari makanan tidak sehat yang sarat dengan garam
2. kurangi aktivitas fisik
3. obesitas
4. diabetes
5. merokok
6. stres
7. mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan.

Selain itu, hal lainnya yang dapat menyebabkan darah tinggi seperti usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, dan, ras atau etnis.

Penyebab pasti dari tekanan darah tinggi tidak diketahui sebanyak 95 persen kasus. Ini disebut hipertensi esensial.

Gen serta faktor gaya hidup yang disebutkan di atas kemungkinan dapat berperan dalam peningkatan tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Waspada, Penyakit Diabetes Anda akan Berjangkit pada Darah Tinggi, Berikut Cara Mencegahnya

Baca Juga: Segera Update Harga Emas Hari Ini Rabu 13 Januari 2021, Antam, Retro dan Batik

Menurut CDC, lebih dari 100 variasi genetik telah dikaitkan dengan hipertensi esensial sebagai penyebab tekanan darah tinggi.

Gen tekanan darah
Beberapa gen mungkin terlibat dalam sistem renin-angiotensin-aldosteron, sistem yang menghasilkan hormon untuk mengatur tekanan darah dan membantu menyeimbangkan cairan dan garam dalam tubuh.

Ketika ginjal Anda tidak dapat mengatur cairan dan garam dengan benar, tekanan darah dapat meningkat.

Gen lain tampaknya terlibat dalam dan mendorong fungsi normal lapisan pembuluh darah.

Baca Juga: Sulit Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi? Segera Lakukan 3 Kebiasaan Berikut Ini dengan Konsisten

Dalam studi gen tekanan darah yang melibatkan satu juta orang, peneliti mengidentifikasi ada 535 wilayah gen baru yang dapat mempengaruhi tekanan darah.

Studi yang dipublikasikan pada 2018 di Nature Genetics juga menemukan bahwa banyak area ini juga terlibat dengan kelenjar adrenal di atas ginjal dan lemak tubuh.

Para peneliti mereferensikan informasi genetik dan data tekanan darah, Kemudian membandingkan kelompok dengan risiko genetik tertinggi dari tekanan darah tinggi dengan kelompok risiko terendah.

Baca Juga: Seribu Puskesmas Sudah Terlatih Tuk Vaksinasi Covid-19, Simak Kesiapan Jabar Vaksinasi Tahap Pertama

Mereka mencatat bahwa semua varian genetik dikaitkan dengan tekanan darah sekitar 13 mm Hg lebih tinggi, 3,34 kali risiko terkena hipertensi dan 1,52 kali risiko hasil kardiovaskular yang buruk seperti serangan jantung atau stroke.

"Salah satu daerah gen yang baru ditemukan ditargetkan oleh obat diabetes tipe 2 yang disetujui. Ini menunjukkan bahwa pengobatan mungkin sudah tersedia jika temuan tersebut dan dikonfirmasi," tulis para peneliti.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa gen APOE yang terkenal karena kaitannya dengan penyakit jantung dan Alzheimer juga berpengaruh pada tekanan darah.

Baca Juga: Informasi Terbaru Sriwijaya Air SJ-182, 3 Korban Kembali Teridentifikasi

Cara mengobati tekanan darah tinggi?
Perubahan gaya hidup dengan atau tanpa obat penurun tekanan darah adalah cara untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan konsekuensi lain dari hipertensi yang tidak terkontrol, kata Dr. Mintz.

Berikut beberapa tips kesehatan jantung dari dokter jantung.

1. Rubah gaya hidup menjadi lebih baik
"Anda tidak dapat mengabaikan pentingnya perubahan gaya hidup dalam hal risiko tekanan darah," katanya.

Baca Juga: Dapatkan Uang dari Tik Tok hingga Jutaan, Emang Bisa? Ini Caranya

Makan makanan yang sehat untuk jantung, rendah garam seperti diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), melakukan aktivitas fisik secara teratur (terutama olahraga aerobik).

Selain itu, minum alkohol hanya secukupnya, tidak merokok, dan mengambil langkah untuk mengubah cara Anda menangani stres dan pemicu stres, semuanya akan membuat perbedaan, Dr. Mintz menjelaskan.

Berikut ini adalah rekomendasi dari para ahli untuk mencegah tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Suci dan Halal, Simak Fatwa MUI

- Diet tertentu seperti DASH, yang membatasi garam, daging merah, dan tambahan gula.

- Diet Mediterania yang kaya akan buah dan sayuran segar, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan lemak sehat.

2. Olahraga
Olahraga juga penting, katanya. Setiap langkah yang Anda ambil dapat membantu menurunkan tekanan darah Anda dan ini menambah perubahan besar.

Menurut penelitian yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Tahunan American College of Cardiology 2020, menyatakan bahwa tekanan darah sistolik sekitar 0,45 poin lebih rendah untuk setiap 1.000 langkah yang dilakukan partisipan setiap hari.

Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan yang Efektif untuk Cegah Infeksi Saluran Kemih

Artinya, jika Anda mengambil 10.000 langkah sehari, Anda bisa memiliki tekanan darah sistolik 2,25 poin lebih rendah daripada jika Anda mengambil 5.000 langkah sehari.

3. Tidur
"Mengobati sleep apnea, jika Anda mengalaminya juga dapat membantu mengurangi tekanan darah," ucap Dr. Mintz.

Ditandai dengan jeda saat Anda tidur, sleep apnea dikaitkan dengan hipertensi yang resisten terhadap pengobatan dan seringkali tidak terdiagnosis, jelasnya.

Baca Juga: Wajib Dikonsumsi, Berikut 4 Jenis Kacang yang Paling Baik bagi Penderita Diabetes

Pada malam hari, jika jantung Anda tidak mendapatkan oksigen, ia akan mengeluarkan hormon angiotensin II yang meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan arteri Anda berkontraksi.

Selain bertanya tentang diet, olahraga, dan kebiasaan gaya hidup dan lainnya, dokter Anda juga akan menanyakan tentang riwayat keluarga Anda jika tekanan darah Anda tinggi.

Jika orang tua Anda menderita tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, kami tahu Anda berisiko lebih besar, jadi ini akan memandu keputusan pengobatan kami untuk Anda.***

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Healthline


Tags

Terkait

Terkini

x