3. Akan tetapi, tak jarang Allah mengabulkan doa hamba-Nya dalam bentuk yang berbeda dari apa yang dimohonkan. Hal ini disebabkan karena Allah lebih tahu mana yang baik untuk manusia tersebut.
Dilansir mantrapandeglang.com dari nu.or.id Syekh Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam juga berkata senada dengan Syekh Ibrahim Baijuri.
Baca Juga: Hukum Membayar Fidyah Utang Puasa Ramadhan, Berikut Penjelasan dan Cara menghitungnya
Syekh Ibnu Athaillah berpesan agar seorang hamba tidak berputus asa dari rahmat Allah ketika doa yang dimohonkan tidak terkabul sesuai keinginan.
لا يكُنْ تَأخُّرُ أَمَد العَطاء مَعَ الإلْحاح في الدّعَاءِ موجبَاً ليأسِك فهو ضَمِنَ لَكَ الإجابَةَ فيما يختارُهُ لكَ لا فيما تختاره لنَفْسكَ وفي الوقْتِ الذي يريدُ لا في الوقْت الذي تُريدُ
Artinya, "Jangan sampai penundaan pengabulan doa yang disertai dengan keseriusan doa membuatmu putus asa. Allah telah menjamin ijabah-Nya pada sesuatu yang Dia pilihkan untukmu, bukan pada apa yang kaupilihkan untuk dirimu, dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang kauinginkan."
Demikian beragam cara Allah dalam mengabulkan doa hamba-Nya menurut Syekh Ibrahim Baijuri.***