Vaksin Virus Corona Pertama Arab Saudi Ditetapkan untuk Uji Klinis

- 16 Januari 2021, 14:32 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Pexels/Nataliya Vaitkevich/

MANTRA PANDEGLANG - Studi praklinis tentang vaksin Saudi pertama melawan COVID-19 telah selesai.

Profesor epidemiologi Dr. Iman Almansour, yang mengepalai tim peneliti yang mengerjakan vaksin di Institute for Research and Medical Consultations (IRMC), yang berafiliasi dengan Universitas Imam Abdulrahman Bin Faisal (IAU), mengonfirmasi kepada Arab News pada hari Jumat bahwa studi tersebut telah selesai, dan mengatakan uji klinis akan dimulai segera setelah "persetujuan yang tepat" telah diberikan.

Dia tidak merinci kapan hal itu diperkirakan akan terjadi.

Baca Juga: Bacaan Surah Al ‘Ashr Lengkap Tulisan Arab dengan Terjemahnya

Baca Juga: Sekalipun Enak, Anda Harus Waspada dengan Efek Samping Makan Buah Pepaya, Ini Penjelasannya

Dilansir dari Arab News Kementerian Pendidikan mendanai proyek tim. Makalah penelitian tim telah diterbitkan di jurnal peer-review Pharmaceuticals.

Menurut makalah yang diterbitkan, sejauh ini vaksin tersebut terbukti efektif, bila digunakan pada hewan, dalam memperoleh antibodi yang akan menargetkan virus.

“Vaksin diberikan kepada tubuh untuk membangun protein di dalam sel, yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi kekebalan khusus terhadap antigen S,” jelas Dr. Almansour.

Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan yang Kurang Diketahui dari Minyak Wijen, Diantaranya untuk Kurangi Peradangan

Dr. Turki Almugaiteeb, direktur Healthcare and Life Sciences di RPD Innovations, yang menjalankan National Vaccine and Biomanufacturing Center, mengatakan kepada Arab News: “Ada fokus yang besar pada hasil penelitian medis karena pandemi. Penelitian dapat memainkan peran besar dalam mengembangkan vaksin yang dapat diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut di masa depan. Kami dapat mengatakan bahwa Kerajaan memiliki infrastruktur yang kuat, yang dapat membantu memproduksi dan memproduksi vaksin nasional.”

Baik Almugaiteeb dan Almansour menekankan bahwa vaksin eksperimental harus melalui pengujian yang ketat dan beberapa tahap uji coba sebelum disetujui untuk digunakan oleh Otoritas Makanan dan Obat Saudi.

Prof Nasser Al-Aqeeli, wakil menteri pendidikan untuk penelitian dan inovasi, mengatakan kementerian mendukung program di universitas Kerajaan dengan lebih dari SR500 juta ($ 133,3 juta) pada tahun 2020.***

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Arab News


Tags

Terkait

Terkini

x