Menuju International Women's Day: Sejarah dan Tema Tahun 2021

- 27 Februari 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi menuju International Women's Day: Sejarah dan tema tahun 2021
Ilustrasi menuju International Women's Day: Sejarah dan tema tahun 2021 /Pixabay/ @Nils Kammerschen

MANTRA PANDEGLANG - International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret di seluruh dunia. Hari itu juga ditandai dengan seruan untuk mempercepat kesetaraan gender.

Sejarah International Women's Day menurut informasi umum dimulai pada tahun 1907. Saat itu tujuannya adalah menandai ulang tahun ke-50 dari protes penindasan yang dilakukan oleh pekerja garmen dan tekstil wanita Kota New York.

Tema yang diangkat dalam International Women's Day berbeda setiap tahun, namun tetap mengenai hal-hal yang terkait dengan perempuan.

Baca Juga: Hari Keadilan Sosial Sedunia 2021: Sejarah dan Tema

Baca Juga: 4 Februari Diperingati sebagai Hari Kanker se-Dunia, Ini Sejarah dan Tema Tahun Ini

Saat ini International Women's Day telah memiliki situs resmi, yaitu internationalwomansday.com. Situs tersebut secara aktif mendukung kemajuan perempuan dan membantu mewujudkan kesetaraan gender.

Sejarah International Women's Day

Dikutip mantrapandeglang.com dari History, sejarah International Woman's Day yang dimulai pada tahun 1907 terdapat kontroversi. Penelitian yang muncul pada 1980-an menunjukkan bahwa mitos asal-usul ditemukan pada tahun 1950-an, sebagai bagian dari upaya era Perang Dingin untuk memisahkan Hari Perempuan Internasional dari akar sosialisnya.

Hari Perempuan Nasional resmi pertama diadakan di New York pada tanggal 28 Februari 1909. Partai Sosialis Amerika menginginkan hal tersebut dilakukan pada hari Minggu sehingga wanita pekerja dapat berpartisipasi.

Baca Juga: Sejarah Hari Valentine yang Selalu Diperingati Setiap 14 Februari

Konsep "Woman's Day" populer di Eropa. Pada tanggal 19 Maret 1911 Hari Perempuan Internasional pertama diadakan. Hari itu bertepatan dengan ulang tahun ke-40 Komune Paris, sebuah pemerintahan sosialis radikal yang secara singkat memerintah Prancis pada tahun 1871. Hal tersebut menarik lebih dari 1 juta orang untuk melakukan unjuk rasa di seluruh dunia.

Pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 membuat sebagian besar upaya reformasi sosial terhenti, namun wanita terus berbaris dan berdemonstrasi pada Hari Perempuan Internasional.

Demonstrasi paling dramatis dan besar-besaran dipimpin oleh feminis Rusia bernama Alexandra Kollontai yang dimulai pada tanggal 23 Februari 1917. Namun, menurut kalender Gregorian Rusia, demonstrasi itu dimulai 8 Maret.

Baca Juga: Author Webtoon 'True Beauty' Ternyata Perempuan Kuat yang Besarkan Anaknya Sendirian

Demonstrasi yang dipimpin Alexandra Kollontai menjadi penghubung dalam rantai peristiwa yang menyebabkan pengunduran diri Czar Nicholas II dan Revolusi Rusia.

Setelah kaisar turun tahta, pemerintahan sementara dibentuk sampai majelis konstituante dapat dipilih menjadi pemerintahan pertama. Salah satu hasilnya adalah memberi perempuan hak untuk memilih.

Sebagai pengakuan atas pentingnya hal itu, Vladimir Lenin, pendiri Partai Komunis Rusia, mendeklarasikan "Woman's Day" sebagai hari libur resmi Soviet pada tahun 1917. Komunis di Spanyol dan China kemudian mengikutinya.

Sampai pertengahan 1970-an, Hari Perempuan Internasional dirayakan terutama di negara-negara sosialis.

Baca Juga: Dikritik Tentang Definisi Kata 'Perempuan', Begini Penjelasan Tim Penyusun KBBI

Peresmian International Women's Day oleh PBB

Pada tahun 1975 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai merayakan 8 Maret sebagai International Woman's Day.

Pada tahun 2014, perayaan ini dirayakan di lebih dari 100 negara, dan telah dijadikan hari libur resmi di lebih dari 25 negara.

Tema International Women's Day Tahun 2021

Tema kampanye IWD 2021: #ChooseToChallenge. Dikutip mantrapandeglang.com dari situs resmi IWD, tema tersebut dipilih karena dunia yang penuh tantangan adalah dunia yang waspada.

Secara individu, kita semua bertanggung jawab atas pikiran dan tindakan kita sendiri, sepanjang hari, setiap hari.

Baca Juga: Komnas Perempuan Dorong DPR RI Sahkan RUU Perlindungan PRT

Kita semua dapat memilih untuk menantang dan menyerukan bias dan ketidaksetaraan gender. Kita semua bisa memilih untuk mencari dan merayakan pencapaian wanita. Secara kolektif, kita semua dapat membantu menciptakan dunia yang inklusif.

Dari tantangan muncullah perubahan, jadi mari kita semua memilih untuk menantang. ***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: History IWD


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah