Dikritik Tentang Definisi Kata 'Perempuan', Begini Penjelasan Tim Penyusun KBBI

3 Februari 2021, 10:20 WIB
Dikritik tentang definisi kata 'perempuan', begini penjelasan Tim Penyusun KBBI /tangkapan layar Instagram @vantiani

MANTRA PANDEGLANG - KBBI mendapat kritik dari seorang aktivis perempuan bernama Ika Vantiani. Kritik tersebut dituangkannya dalam kaos yang bertuliskan "Ganti penjelasan kata 'perempuan' dalam KBBI".

Kritik menggunakan kaos itu sebelumnya pernah disampaikan Ika pada Woman’s March 2020. Ia mengaku kaos tersebut digunakannya sebagai pernyataan untuk menuntut digantinya penjelasan kata "perempuan" dalam KBBI. Kritiknya mendapat dukungan dari banyak pihak, bahkan pre-order kaos "Ganti penjelasan kata 'perempuan' dalam KBBI" sampai saat ini sudah batch 14.

Tim Penyusun KBBI pun memberi tanggapan atas kritik tersebut. Mereka menjelaskan ihwal adanya entri "perempuan" di dalam KBBI. Entri "perempuan" pun mengalami perubahan-perubahan pada setiap edisi KBBI. KBBI sendiri akan selalu diperbarui setiap 5 tahun sekali dan pemutakhiran setiap 6 bulan sekali khusus edisi daring.

Baca Juga: Komnas Perempuan Dorong DPR RI Sahkan RUU Perlindungan PRT

Baca Juga: Disney Akan Rilis Film Baru dengan Tokoh Pahlawan Perempuan Berjudul 'Raya and The Last Dragon'

Definisi kata "perempuan" dalam KBBI dirasa hanya berkisar genital. Selain itu, gabungan kata pada entri "perempuan" hanya berisi hal-hal negatif, seperti geladak, jalang, lacur, dan sebagainya.

Dikutip mantrapandeglang.com dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun KBBI menjelaskan bahwa KBBI merupakan kamus umum yang bersifat historis. Artinya, KBBI merekam semua fakta kebahasaan yang pernah dan tengah hidup dalam masyarakat tutur bahasa Indonesia. Selain kamus historis, KBBI juga merupakan kamus yang hidup (living dictionary). Setiap ada konsep atau makna baru muncul di suatu masa, konsep dan makna itu dicatat dengan urutan kronologis. Kata-kata dan makna tersebut disajikan menurut urutan perkembangannya, dari mulai makna yang mula-mula muncul sampai makna yang dipahami saat ini.

 

Baca Juga: Alasan Semakin Banyak Perempuan Melajang

Ditelusuri mantrapandeglang.com, kata "perempuan" dalam KBBI memiliki 3 definisi, yaitu:

1. orang (manusia) yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; wanita

2. istri; bini: --nya sedang hamil

3. betina (khusus untuk hewan)

Tim Penyusun KBBI menjelaskan, definisi pertama pada entri perempuan tersebut, yang menyebutkan ciri-ciri fisik, merupakan deskripsi yang dipakai untuk menjelaskan jenis kelamin. Dalam bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, kata yang dipakai dalam menyebutkan jenis kelamin ini (female) berbeda daripada kata yang dipakai untuk menyebutkan orangnya (woman), sehingga dalam definisi woman tidak dijelaskan ciri-ciri fisiknya.

Kata female dapat disejajarkan dengan kata betina dalam bahasa Indonesia, tetapi kata ini hanya digunakan untuk menyebutkan jenis kelamin hewan dan tidak pernah dipakai untuk manusia. Dengan demikian, kata perempuan dalam bahasa Indonesia berfungsi untuk menunjukkan jenis kelamin.

Baca Juga: Masih Pandemi! 9 Februari Akan Diperingati sebagai Hari Pers Nasional, Begini Kata Kominfo

Gabungan kata pada entri perempuan seperti perempuan geladak, perempuan jalang, dan perempuan simpanan dengan sangat mudah ditemukan dalam korpus dengan frekuensi penggunaan yang tinggi.

Tim Penyusun KBBI mengatakan bahwa tim editor mempunyai alasan yang sangat kuat untuk tetap mempertahankannya sebagai suatu fakta kebahasaan yang harus dicatat dalam kamus.

Menurutnya, praktik semacam itu sangat jamak dilakukan dalam leksikografi dan dikenal dengan prinsip corpus-based atau corpus-driven lexicography, yaitu penyusunan kamus betul-betul menyandarkan pada korpus yang tersaji apa adanya, tanpa ada modifikasi apa pun. Adapun gambaran sosial yang muncul dari penyajian informasi dalam kamus tersebut bukan merupakan kondisi yang ideal, hal tersebut menjadi pembahasan yang lain.

Baca Juga: Sejarah Hari Valentine yang Selalu Diperingati Setiap 14 Februari

Dalam akhir tanggapan terhadap kritik tersebut, Tim Penyusun KBBI menambahkan, penjelasan entri perempuan di KBBI dapat dijadikan contoh bagaimana masyarakat memandang perempuan dan konotasi seperti apa yang dilekatkan pada perempuan. Konotasi dan stigma perempuan yang negatif dapat diubah bukan dengan cara mengubah penjelasan entri tersebut di KBBI, melainkan dengan mengubah konotasi dan stigma masyarakat terhadap perempuan di tataran yang lebih tinggi.

Jika perubahan konotasi dan stigma negatif masyarakat terhadap perempuan dapat dilakukan, entri-entri baru dengan makna yang positif akan muncul dalam korpus dan tercatat dalam KBBI secara alami. ***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Badan Bahasa Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler