Contoh Naskah Khutbah Jumat Singkat 2021, Tema: Berbaktilah pada Kedua Orang Tua

- 17 Juni 2021, 20:33 WIB
Contoh Naskah Khutbah Jumat Singkat 2021, Tema: Berbaktilah pada Kedua Orang Tua
Contoh Naskah Khutbah Jumat Singkat 2021, Tema: Berbaktilah pada Kedua Orang Tua /mantrapandeglang.com/PIXABAY/xusenru

 

MANTRA PANDEGLANG – Teks naskah khutbah Jumat 2021, referensi untuk khotib dengan tema berbaktilah kepada kedua orang tua, singkat dan jelas.

Contoh naskah khutbah Jumat singkat 2021 cocok digunakan oleh khotib maupun jamaah saat melaksanakan shalat Jumat.

Biasanya saat khotib akan bertugas selalu mencari referensi khutbah jumat singkat untuk dibaca.

Baca Juga: Rentan Dialami Wanita, Inilah 4 Kondisi Kesehatan yang Wajib Diketahui

Dilansir mantrapandeglang.com dari laman NU Online pada Kamis, 17 Juni 2021, inilah contoh naskah khutbah Jumat singkat 2021 dengan tema Berbaktilah pada Kedua Orang Tua.

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ (الإسراء: ٢٣-٢٤)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini,

Khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala,

dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Di dalam beberapa ayat di atas, Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk tidak beribadah kecuali kepada-Nya, serta berbuat baik kepada kedua orang tua.
Bagaimanakah berbuat baik kepada kedua orang tua?
Marilah kita simak uraian berikut ini.

Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah dengan berbakti kepada keduanya dan memuliakan keduanya.

Baca Juga: Loki Episode 2 Ungkap Sosok Misterius, Varian Barunya Gender Fluid?

Begitu tinggi kemuliaan orang tua dalam Islam hingga sahabat Ibnu ‘Abbas radliyallallahu ‘anhuma berkata:

لَا تَنْفُضْ ثَوْبَكَ فَيُصِيْبَهُمَا الْغُبَارُ

“Jangan engkau kibaskan pakaianmu, sehingga kedua orang tuamu terkena debunya.”


Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia, Disunnahkan menaati kedua orang tua dalam segala hal kecuali dalam perbuatan maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.

Bahkan taat dalam perkara-perkara yang makruh sekalipun juga dianjurkan dan diperintahkan.

Para ulama mengatakan bahwa jika salah satu dari kedua orang tua memerintah anaknya untuk melakukan perkara yang mubah atau meninggalkannya, disunnahkan bagi anak untuk menaatinya dalam hal tersebut.

Namun jika hati bapak atau ibu menjadi sedih dan sangat terpukul jika anak menyalahi keduanya dalam hal itu, maka pada saat itulah menjadi wajib baginya untuk menaati keduanya dalam perkara mubah tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُهُ فِيْ سَخَطِهِمَا (رَوَاهُ الحَاكِم والطَّبَرَانِيّ والبَيْهَقِيّ في شُعَب الإيْمَان)

Maknanya: “Ridla Allah berada pada ridla kedua orang tua dan murka Allah berada pada murka kedua orang tua” (HR al-Hakim, ath Thabarani dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Banyak sekali hadits yang menjelaskan mengenai keutamaan berbakti kepada orang tua.

Di antaranya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَعْظَمُ النَّاسِ حَقًّا عَلَى الْمَرْأَةِ زَوْجُهَا وَأَعْظَمُ النَّاسُ حَقًّا عَلَى الرَّجُلِ أُمَّهُ (رواه الحاكم)

Maknanya: “Orang yang paling agung haknya terhadap seorang perempuan adalah suaminya dan orang yang paling agung haknya terhadap seorang laki-laki adalah ibunya” (HR al-Hakim).

Baca Juga: Biodata Lengkap Aurel Hermansyah, Mulai dari Agama, Perjalanan Karir hingga Fakta Menarik

Suatu ketika, salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:


قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟، قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبَاكَ ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبُ (أخرجه أبو داود والترمذي وحسّنه)

Maknanya: “Aku bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang hendaknya aku (dahulukan untuk) berbakti kepadanya? Nabi menjawab: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa? Nabi menjawab: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa? Nabi menjawab: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa? Nabi menjawab: “Ayahmu, kemudian kerabat terdekat, lalu yang terdekat setelahnya” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan ia menilainya hasan).

Dipahami dari hadits di atas bahwa ibu didahulukan atas bapak dalam hal berbakti kepadanya.

Hal itu dikarenakan keletihan dan kelelahannya dalam merawat anak dengan penuh kasih sayang serta berbagai kesulitan yang dilaluinya.
seperti saat mengandung, rasa sakit saat melahirkan, rasa letih saat menyusui dan rasa lelah saat mengurus dan merawat anak hingga sering kali tidak tidur di malam hari.

Suatu ketika sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma melihat seorang laki-laki menggendong ibunya di punggungnya thawaf mengelilingi Ka’bah.

Laki-laki itu lalu bertanya kepada Ibnu ‘Umar: Wahai Ibnu ‘Umar, apakah Anda menilai aku telah memenuhi hak ibuku? Ibnu ‘Umar menjawab:

وَلَا بِطَلْقَةٍ وَاحِدَةٍ مِنْ طَلْقَاتِهَا وَلٰكِنْ قَدْ أَحْسَنْتَ وَاللهُ يُثِيْبُكَ عَلَى الْقَلِيْلِ كَثِيْرًا

“Belum, bahkan sama sekali tidak sebanding dengan satu diantara sekian kali rasa sakit yang dialaminya saat melahirkan, akan tetapi engkau telah berbuat baik kepadanya, dan mudah-mudahan Allah membalasmu atas kebaikan yang sedikit ini dengan balasan yang banyak.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara kisah yang menunjukkan keagungan berbakti kepada ibu adalah kisah seorang laki-laki yang shaleh, yang bernama Bilal al-Khawwash.
Ia bercerita: “Suatu ketika aku sedang berada di padang yang dahulu Bani Israil pernah tersesat di sana (sebuah padang yang tandus yang dinamakan Tîh Banî Isrâ-îl, karena kaum Nabi Musa tersebut pernah tersesat di sana selama 40 tahun akibat tidak mengikuti perintahnya).

Baca Juga: Berdampak Buruk bagi Kesehatan, ini 7 Kebiasaan Wanita yang Sering Disepelekan

Tiba-tiba aku mendapati seseorang yang berjalan mengiringiku. Aku mendapatkan ilham bahwa orang itu adalah al-Khadhir ‘alaihissalam.
Lalu aku bertanya kepadanya tentang Malik bin Anas. Ia menjawab: “Malik adalah panutan para imam.” Lalu aku bertanya kepadanya tentang asy-Syafi’i.

Ia menjawab: “asy-Syafi’i adalah salah seorang awtad (para wali yang berderajat tinggi).”

Lalu aku bertanya kepadanya tentang Ahmad bin Hanbal. Ia menjawab: “Ahmad adalah seorang shiddiq (para wali yang berderajat tinggi).”
Lalu aku bertanya kepadanya tentang Bisyr al-Hafi. Ia menjawab: “Setelahnya, tidak ada orang yang sepertinya.”

Lalu aku bertanya kepadanya: Aku bertanya kepadamu demi Allah yang pasti ada-Nya, siapakah Anda ini? Ia menjawab: “Aku adalah al-Khadhir.”

Lalu aku bertanya kepadanya: Apakah wasilah amal yang membuatku bisa bertemu anda? Ia menjawab: “Karena engkau berbakti kepada ibumu.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jika berbakti kepada orang tua berpahala sangat agung, maka durhaka kepada keduanya adalah dosa besar.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ الذُّنُوْبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَّا عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ، فَإِنَّهُ يُعَجَّلُ لِصَاحِبِهِ (رواه الحاكم)

Maknanya: “Balasan dari setiap dosa akan Allah tangguhkan sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali durhaka kepada kedua orang tua, sesungguhnya Allah akan mempercepat siksaan bagi pelakunya” (HR al-Hakim).

Baca Juga: Biodata Lengkap Aurel Hermansyah, Mulai dari Agama, Perjalanan Karir hingga Fakta Menarik

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Termasuk berbakti kepada kedua orang tua adalah berbakti kepada orang yang dicintai oleh bapak atau ibu setelah keduanya meninggal, dengan cara mengunjungi mereka dan berbuat baik kepada mereka.

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ أَنْ يَبَرَّ الرَّجُلُ أَهْلَ ودِّ أَبِيْهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّـيَ (رواه مسلم)

Maknanya: “Di antara berbakti yang paling utama adalah apabila seseorang berbuat baik kepada orang yang dicintai oleh ayahnya setelah ayahnya meninggal” (HR Muslim).

Di antara bentuk bakti kepada kedua orang tua juga adalah berziarah ke makam keduanya setelah meninggal.

Janganlah kita mencukupkan diri untuk menyayangi keduanya dengan kasih sayang kita yang fana’ di dunia.

Tapi kita ziarahi dan kita doakan agar keduanya memperoleh kasih sayang dan rahmat Allah yang kekal.

Yang demikian itu sebagai balasan karena keduanya telah menyayangi dan mendidik kita sewaktu kecil.

Tentunya, doa ini khusus bagi bapak ibu yang Muslim, bukan bapak ibu yang meninggal dalam keadaan selain Islam.

Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.

Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan. Amin

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.***

 

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Terkait

Terkini