Hati-hati! 6 Jenis Kanker Berbahaya ini Mengintai Wanita, Salah Satunya Kanker Payudara

- 28 Maret 2021, 22:12 WIB
Hati-hati! 6 Jenis Kanker Berbahaya ini Mengintai Wanita, Salah Satunya Kanker Payudara
Hati-hati! 6 Jenis Kanker Berbahaya ini Mengintai Wanita, Salah Satunya Kanker Payudara /Pixabay/Ilustrasi.

MANTRA PANDEGLANG - Kanker telah dikategorikan sebagai salah satu penyakit yang berbahaya, bahkan bisa mematikan, termasuk juga kanker payudara.

Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel pada payudara.

Kanker dapat menyerang siapa saja, termasuk wanita. Dan ternyata bukan hanya kanker payudara yang kerap kita kenal yang dapat menyerang wanita. Ternyata ada beberapa kanker lainya juga.

Baca Juga: 30 Kata-kata Bijak, Singkat, dan Menginspirasi, Cocok untuk Status WhatsApp

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Daun Kelor Berkhasiat Obati Penyakit Kronis

Kanker payudara memang sering mengintai wanita. Namun ternyata ada beberapa jenis kanker lainnya. Apa saja itu?

Dilansir dari AntaraNews pada Minggu, 28 Maret 2021, berikut ini beberapa jenis kanker yang kerap mengintai wanita, termasuk kanker payudara:

1. Kanker serviks

Gejala umum kanker serviks adalah perdarahan vagina, nyeri saat berhubungan seksual, keputihan, sakit punggung, kehilangan nafsu makan dan lainnya.

Karena kanker serviks sangat dapat disembuhkan, disarankan untuk didiagnosis dan diobati pada tahap awal.

Tes skrining kanker serviks, seperti pap smear, dapat mendeteksi perubahan seluler di serviks, yang berpotensi menyebabkan kanker.

2. Kanker payudara

Kanker payudara adalah jenis kanker non kulit yang paling umum. Gejala kanker payudara yang paling umum adalah benjolan di payudara, perubahan pada kulit payudara, keluarnya cairan dari puting, pembengkakan di bawah lengan dan leher.

Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada semua usia, tingkat risiko kanker payudara umumnya meningkat saat bertambahnya usia.

Tes skrining kanker payudara seperti mammogram dan ultrasound dapat membantu mendeteksi sel prakanker dan kanker pada wanita yang tidak memiliki gejala.

3. Kanker rahim (Endometrium)

Kanker endometrium atau rahim adalah pertumbuhan cepat sel-sel di endometrium (lapisan rahim).

Faktor risiko utama yang terkait dengan kanker rahim adalah menopause, obesitas, diabetes, estrogen tanpa lawan, dan hipertensi.

Tidak ada tes skrining rutin yang tersedia untuk mendeteksi kanker rahim pada wanita yang tidak memiliki gejala.

4. Kanker ovarium

Jenis kanker ini menyerang wanita setelah usia 55 tahun. Karena tidak ada metode skrining yang terbukti cukup andal dalam mendeteksi kanker ovarium.

Cara terbaik untuk mendeteksi kanker ovarium adalah dengan memahami faktor risiko seperti riwayat keluarga atau gen, angka kelahiran rendah, menstruasi pertama lebih awal, menopause terlambat dan lainnya.

5. Kanker tiroid

Kanker tiroid adalah kanker kelenjar tiroid. Menurut National Cancer Institute, pada wanita kemungkinan terkena kanker tiroid tiga kali lebih banyak daripada pria.

Kanker tiroid terutama terjadi bila ada mutasi genetik pada sel tiroid. Penyebab pasti dari mutasi atau perubahan faktor DNA masih belum diketahui.

Melakukan 'pemeriksaan leher' yang dilakukan oleh seorang profesional medis dapat membantu meningkatkan kemungkinan deteksi dini.

Baca Juga: Rekomendasi Nama-nama Bayi Perempuan dalam Bahasa Arab dari A-F Beserta Artinya

Baca Juga: Wajib Tahu! 9 Tips Rahasia Agar Persalinan Normal dan Lancar

6. Kanker usus besar

Kanker usus besar adalah jenis kanker yang dimulai di usus besar dan disebut juga kanker kolorektal. Kanker usus besar biasanya dilaporkan pada orang dewasa yang lebih tua, meski bisa terjadi pada semua usia.

Biasanya dimulai sebagai gumpalan sel kecil non-kanker di bagian dalam usus besar. Seiring waktu, beberapa polip ini bisa menjadi kanker usus besar.

Perawatan yang tepat waktu dapat membantu mengelola dan mencegah peningkatan kanker melalui pembedahan, terapi radiasi, dan perawatan obat, seperti kemoterapi, terapi bertarget, dan imunoterapi.***

Editor: Neng Tita Tania


Tags

Terkait

Terkini