Mario Draghi Blokir Ekspor 250 Ribu Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Negara Lain Rebut Pengaruh

- 8 April 2021, 11:50 WIB
Tangkap layar
Tangkap layar /wikipedia

Di bidang informasi misalnya Rusia diduga terlibat dalam operasi disinformasi digital untuk merusak kepercayaan pada Pfizer dan vaksin lain yang diproduksi di AS dan Eropa. Ini dilakukan tidak hanya untuk mempromosikan vaksinnya sendiri Sputnik V, tetapi untuk menebar kebingungan dan ketidakpercayaan di kalangan warga negara lain.

Di dunia maya, nasionalisme vaksin telah dikaitkan dengan lonjakan gangguan dunia maya dan pencurian data di perusahaan farmasi, LSM, dan lembaga pemerintah.

Pada hari-hari awal pandemi misalnya, pada tahun 2020, Pfizer, sebuah perusahaan Amerika dan mitranya di Jerman, BioNTech, melaporkan bahwa dokumen sensitif telah diretas dalam serangan siber di European Medicine Agency (EMA). Seperti badan pengatur lainnya, EMA mengatur dan menyetujui obat-obatan dan memiliki informasi ekstensif tentang obat percobaan.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2021 Wilayah DKI Jakarta Selama 30 Hari, Mulai 1 Ramadhan 1442 H

NASIONALISME EKONOMI DAN TEKNOLOGI

Awalnya COVID-19 mendatangkan malapetaka dengan desentralisasi. Pemerintahan pluralistik di AS dan Eropa membuat mereka absen secara mencolok dari panggung dunia.

Ketika pemerintah Barat beralih ke dalam untuk mengatasi COVID-19, diplomat "prajurit serigala" China menggunakan media sosial untuk menggambarkan perusahaan farmasi Amerika dan Eropa sebagai oportunis yang rakus.

Menjajakan vaksin yang tidak aman sambil menggambarkan pemerintah mereka sebagai egois dan tidak berperasaan. Narasi ini bergema di media sosial dan media tradisional di banyak negara miskin di dunia.

China bergerak cepat untuk meluncurkan kampanye diplomasi vaksin global, mempromosikan dirinya sebagai penyedia barang publik yang sangat dibutuhkan.

Beijing telah mengumumkan akan memasok vaksin Sinopharm dan Sinovac di lebih dari 60 negara, menargetkan tetangganya serta negara-negara strategis penting di Afrika, Asia Tenggara, dan Timur Tengah. Ini telah membuat terobosan awal dengan penawaran vaksinnya di Amerika Latin dan Karibia, serta di Eropa Timur dan Tengah.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini