Anggota Komisi IV DPR RI Sebut Pemerintah Perlu Perkuat Swasembada Daging Sapi Tak Andalkan Impor

- 25 Januari 2021, 15:00 WIB
ILUSTRASI Sapi
ILUSTRASI Sapi //PIXABAY

MANTRA PANDEGLANG – Dalam upaya memperkuat swasembada daging sapi nasional pemerintah tentunya sangat perlu melakukan agai kedepannya tidak terus mengandalkan impor.

Perkuatan swasembada tersebut merupakan salah satu bagian dari solusi untuk mengatasi terjadinya lonjakan harga daging sapi.

Karena diketahui selama ini pemasok daging terbesar ke Indonesia yaitu dari negara Australia. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin dalam pernyataannya di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Warna Baju Pengantin Ternyata Memiliki Makna, Pilih yang Tepat!

Baca Juga: Arab Saudi Maju dalam Peringkat Penelitian Covid-19 Global

"Saat ini, kita terlalu bergantung impor daging sapi, terutama dari Australia sebagai pemasok terbesar daging sapi di Tanah Air."

Menurut Akmal, ketika Australia melakukann penahanan komoditas daging sapi akibat regenerasi populasi, maka dampaknya tentu akan berimbas ke Indonesia.

Ia juga berpendapat terkait hal ini telah menunjukkan bertahun-tahun upaya negara menjadikan daging sapi berdaulat di negeri sendiri belum ada tanda-tanda keberhasilannya.

Masih menurutnya, upaya untuk mewujudkan swasembada daging sapi sudah dilakukan sejak sekitar 15 tahun silam.

Baca Juga: Link Live Streaming Sinetron Ikatan Cinta Malam ini, Papa Surya Temui Al untuk Kembali pada Andin

Dilansir dari Antara, Akmal mengingatkan beragam program seperti penyelamatan induk sapi produktif, memperkuat kualitas genetik sapi, program 1000 desa sapi, hingga program UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) telah dilakukan.

“Indonesia saat ini masih tidak kuasa menghadapi persoalan pasokan dan permintaan daging sapi karena infrastruktur pengembangan sapi kita belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri," katanya.

Padahal, masih menurut dia, dari sisi lahan masih terbuka luas di berbagai daerah, serta sinergi antara kokoditas yaitu program Sapi-Sawit dinilai masih dapat dioptimalkan.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menegaskan bahwa stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Republik Indonesia.

Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan pada tahun ini, kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton, sementara produksi dalam negeri di tahun 2021 juga diperkirakan meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar 425.978 ton.

Baca Juga: Ikatan Cinta RCTI Senin, 25 Januari 2021, Akhirnya Andin kembali pada Aldebaran

Selain produksi dalam negeri, masih terdapat "carry over" daging sapi/kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari tahun 2020 sebesar 47.836 ton sehingga total produksi/stok dalam negeri tahun 2021 sebesar 473.814 ton. Artinya, masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton.

"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton," katanya.

Fadjar menyebutkan bahwa stok daging pada akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton diharapkan juga mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022.***

Editor: Emis Suhendi

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah