Bapak ibu yang dirahmati Allah,
Segala puji Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan karunia yang Allah berikan kepada kita, terutama nikmat yang Allah berikan yang besar,
Kita masuk ke sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, yang merupakan hari-hari yang paling mulia di dunia setelah hari-hari 10 awal bulan Dzulhijjah.
Ia merupakan hari-hari dan malam-malam yang sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kata ‘Aisyah:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Adalah Rasulullah apabila masuk sepuluh hari (terakhir Ramadhan), beliau mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari 2024 dan Muslim 1174)
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Adalah Rasulullah bersungguh-sungguh pada sepuluh yang terakhir, suatu yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di selainnya” (HR Muslim 1175).
Karenanya saudaraku, sesungguhnya yang dianggap dari amal adalah bagian akhirnya bukan bagian awalnya. Kata para ulama: