Peringatan Hari Kartini: Biografi RA Kartini Sang Penoreh Jejak Emansipasi Wanita Indonesia

- 21 April 2021, 00:31 WIB
Peringatan Hari Kartini: Biografi RA Kartini Sang Penoreh Jejak Emansipasi Wanita Indonesia
Peringatan Hari Kartini: Biografi RA Kartini Sang Penoreh Jejak Emansipasi Wanita Indonesia /Freepik.com/freepik

Baca Juga: LIVE STREAMING Indosiar LIDA Dangdut 2021 Top 42 Grup 2 Merah Selasa 20 April 2021: Link Nonton Gratis

Kematian Kartini cukup mengejutkan karena selama masa hamil dan melahirkan Kartini tampak sehat walafiat. Tak ada yang menyangka jika Kartini akan wafat di usia muda. Banyak mimpinya yang belum sempat tercapai tentunya.

Untunglah 8 tahun kemudian, tepat di tahun 1912, Sekolah Kartini dibangun yang oleh Yayasan Kartini di Semarang. Adalah oleh keluarga Van Deventer, tokoh Politik Etis kala itu yang menggagas Pembangunan sekolah tersebut . Tak lama pembangunan pun tersebar Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan beberapa daerah lain.

4. Surat-surat Yang dibuat R.A. Kartini
Tak disangka surat-surat Kartini pada sahabat-sahabatnya di Belanda berhasil dikumpulkan oleh Jacques Henrij (J.H) Abendanon . J.H Abendanon merupakan suami salah satu sahabat penanya Kartini, Rosa Abendanon. Merekalah yang biasa dikirim surat oleh Kartini. Pada merekalah Kartini biasa menyampaikan tulisannya.

Sekitar 115 surat yang terkumpul. Surat- surat itu adalah curahan hati Kartini kepada para sahabatnya, antara lain:
• Estelle H Zeehandelaar atau Stella (14 surat )
• Ny Ovink-Soer (8 surat)
• Prof dr GK Anton di Jena dan istrinya (3 surat )
• Dr N Andriani (4 surat )
• Ny HG de Booy-Boissevain (5 surat )
• Ir HH van Kol (3 surat )
• Ny N van Kol (3 surat )
• Ny RM Abendanon-Mandri (49 surat)
• Mr JH Abendanon (5 surat )
• EC Abendanon (6 surat )
• Suami-istri Abendanon (gabungan surat)
• Satu surat belum bisa disimpulkan penerimanya

Baca Juga: Dibalik Baunya yang Khas, Berikut 5 Manfaat Petai bagi Kesehatan

5. Pemikiran RA Kartini
Pemikiran milik RA Kartini mampu menarik banyak perhatian masyarakat masa itu, khususnya kaum Belanda. Mereka tertarik pada surat-surat yang ditujukan pada ke orang Eropa yang ternyata buah pemikiran wanita pribumi.

Pemikiran RA Kartini mampu menggantikan pandangan masyarakat Belanda pada wanita pribumi di masa itu. Merekapun angkat topi atas pemikiran Kartini. Kartini dikagumi tidak hanya di dalam negeri, melainkan hingga ke seluruh penjuru negeri.

6. Buku RA Kartini
Surat-surat yang selama ini sudah terkumpul oleh J.H. Abendanonlah yang kemudian menjadi cikal bakan pencetakan buku dengan tajuk awalnya “Door Duisternis tot Licht”.

Kemudian judulnya diterjemahkan menjadi “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” tahun 1922 oleh penerbit Balai Pustaka, buku ini diterbitkan hingga 5 kali. Yang menarik pada buku ini, pada cetakan kelima terdapat lampiran surat-surat Kartini.***

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini