Baca Juga: Sejarah Hari Valentine yang Selalu Diperingati Setiap 14 Februari
Konsep "Woman's Day" populer di Eropa. Pada tanggal 19 Maret 1911 Hari Perempuan Internasional pertama diadakan. Hari itu bertepatan dengan ulang tahun ke-40 Komune Paris, sebuah pemerintahan sosialis radikal yang secara singkat memerintah Prancis pada tahun 1871. Hal tersebut menarik lebih dari 1 juta orang untuk melakukan unjuk rasa di seluruh dunia.
Pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 membuat sebagian besar upaya reformasi sosial terhenti, namun wanita terus berbaris dan berdemonstrasi pada Hari Perempuan Internasional.
Demonstrasi paling dramatis dan besar-besaran dipimpin oleh feminis Rusia bernama Alexandra Kollontai yang dimulai pada tanggal 23 Februari 1917. Namun, menurut kalender Gregorian Rusia, demonstrasi itu dimulai 8 Maret.
Baca Juga: Author Webtoon 'True Beauty' Ternyata Perempuan Kuat yang Besarkan Anaknya Sendirian
Demonstrasi yang dipimpin Alexandra Kollontai menjadi penghubung dalam rantai peristiwa yang menyebabkan pengunduran diri Czar Nicholas II dan Revolusi Rusia.
Setelah kaisar turun tahta, pemerintahan sementara dibentuk sampai majelis konstituante dapat dipilih menjadi pemerintahan pertama. Salah satu hasilnya adalah memberi perempuan hak untuk memilih.
Sebagai pengakuan atas pentingnya hal itu, Vladimir Lenin, pendiri Partai Komunis Rusia, mendeklarasikan "Woman's Day" sebagai hari libur resmi Soviet pada tahun 1917. Komunis di Spanyol dan China kemudian mengikutinya.
Sampai pertengahan 1970-an, Hari Perempuan Internasional dirayakan terutama di negara-negara sosialis.
Baca Juga: Dikritik Tentang Definisi Kata 'Perempuan', Begini Penjelasan Tim Penyusun KBBI