Giring Ganesha: Banjir Berulang di Ibu Kota Adalah Aib Nasional

- 26 Februari 2021, 14:00 WIB
Giring Ganesha: Banjir berulang di ibu kota adalah aib nasional
Giring Ganesha: Banjir berulang di ibu kota adalah aib nasional /tangkapan layar Instagram/ @giring

MANTRA PANDEGLANG - Giring Ganesha mengritik kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan mengatakan salah satunya adalah Anies tidak mempunyai rencana yang jelas untuk menanganai banjir di Jakarta. Bahkan, Giring mengatakan Anies tidak memiliki kapabilitas mengelola Jakarta.

Banjir di ibu kota Jakarta terjadi berulang-ulang dan setiap tahun selama musim hujan. Banjir menyebabkan warganya yang terdampak mengalami banyak kesulitan, termasuk untuk makan, tidur, dan memenuhi kebutuhan yang lain.

Banjir berulang di ibu kota disebut Giring sebagai aib nasional. Menurutnya, Jakarta adalah simbol nasional yang merepresentasikan negara Indonesia.

Baca Juga: Dinilai Tidak Amanah, Ini 3 Poin Kritik Keras PSI untuk Anies Baswedan

Baca Juga: PSI Duga Anies Hambat Penanganan Banjir, Gulirkan Hak Interpelasi

Hal tersebut menjadi salah satu pendorong Giring untuk memberikan kritik kepada Anies. Namun, ia mengaku bahwa kritiknya tidaklah menyerang personal atau mengandung dendam.

"Selama tiga tahun terakhir Mas Anies tidak pernah serius mengatasi banjir selain itu Mas Anies terbukti tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta. Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan." tulis Giring, dikutip mantrapandeglang.com dari @giring Minggu, 21 Februari 2021.

Kritiknya yang menyebut Anies tidak memiliki kapabilitas mengelola Jakarta cukup menjadi kontroversi. Ditambah lagi, Sigit Purnomo atau yang lebih dikenal sebagai Pasha Ungu, turut merespon kritik tersebut.

Baca Juga: Politisasi Banjir yang Sedang Terjadi, Ini Pendapat Bang Yos dan Dwi Saung

Pasha mengatakan bahwa penilaian Giring yang menyebut Anies tidak memiliki kapabilitas mengurus Jakarta hanya dari banjir merupakan sesuatu yang naif dan kerdil.

Merespon kontroversi atas kritik yang ia lemparkan, Giring mengatakan bahwa kritiknya kepada Anies tidak menyerang personal dan tidak mengandung dendam.

"yang sampaikan kepada Mas Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah kritik, bukan ujaran kebencian, apalagi dendam. Saya tidak menyerang Mas Anies secara personal, namun memberikan kritik secara subtantif berkaitan dengan upayanya sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta dalam program penanganan banjir," kata Giring, dikutip mantrapandeglang.com dari situs resmi PSI Rabu, 24 Februari 2021.

Baca Juga: Mantan Gubernur DKI Jakarta Bang Yos: Kalau Anies dan Riza Nggak Digebukin Malah Gua Cemburu

Giring juga mengatakan bahwa kritiknya berbasis data. Hal tersebut juga pernah ia sampaikan sebelumnya saat menanggapi komentar dari Pasha. Menilai banjir di Jakarta sebagai banjir kiriman adalah hal yang salah.

Sebagai simbol nasional, banjir berulang di Jakarta merupakan aib nasional.

"Jakarta adalah simbol nasional, simbol Indonesia. Merepresentasikan negeri kita. Banjir berulang di ibukota adalah aib nasional," kata Giring Ganesha, 

 

Ia pun mengatakan bahwa kritik adalah fondasi demokrasi. Dirinya dan PSI tidak memaksa orang lain untuk memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Kritik baginya merupakan cara belajar agar tidak salah lagi dalam memilih pemimpin.

Baca Juga: Banjir di Kalimantan Selatan, WALHI Sebut Bencana Akibat Ulah Serakah Manusia

"Kritik adalah cara untuk memperbaiki arah kebijakan publik. Agar kita tidak terjatuh berulangkali pada tragedi yang sama, agar banjir tidak menjadi hal rutin di ibukota. Agar kita tidak menganggap banjir sebagai takdir. Kritik adalah cara kita belajar agar kelak tidak lagi salah memilih pemimpin." tutup Giring.

Anggota Komisi A Fraksi PSI August dalam sebuah cuitan di Twitter resmi @PSI_Jakarta, menyampaikan kekhawatirannya jika logika Pasha dipakai, tidak ada orang yang berhak memberi kritik kepada pejabat publik karena harus berpengalaman.

"Kalau logika Bang Pasha yang dipakai, saya khawatir,nanti tidak ada orang yang berhak kritik pejabat publik karena harus berpengalaman mengurus kelurahan dulu.Kritik ya kritik saja, pengalaman bukan syarat," kata August, dikutip mantrapandeglang.com dari Twitter @PSI_Jakarta Kamis, 25 Februari 2021. ***

Editor: Yuliana Kristianti


Tags

Terkait

Terkini