Puisi Hari Remaja Internasional 12 Agustus 2021: dari WS Rendra untuk Anak Muda

10 Agustus 2021, 18:00 WIB
Puisi Hari Remaja Internasional 12 Agustus 2021: dari WS Rendra untuk Anak Muda /Screenshot YouTube

MANTRA PANDEGLANG – Perayaan Hari Remaja Internasional jatuh pada hari Kamis, 12 Agustus 2021.

Hari Remaja Internasional ditetapkan oleh PBB dengan tujuan agar masyarakat dunia lebih memperhatikan isu-isu yang terjadi pada remaja.

Sebagai upaya menyambut Hari Remaja Internasional, kami telah menyediakan puisi WS Rendra untuk anak muda. Dalam ranah penyair Indonesia, nama WS Rendra sangat terkenal.

Baca Juga: Bacaan Singkat Niat Puasa Muharram 1443 H, Tasu'a dan Asyura Lengkap

Karya puisi yang dilahirkan WS Rendra begitu melegenda. Selain itu, ia juga piawai main drama dan teater.

Meski telah lama berpulang, karya WS Rendra masih abadi. Banyak seniman atau penyair Indonesia yang terinspirasi dari tulisan WS Rendra, khususnya puisi.

Nah, berikut mantrapandeglang.com rangkum dari berbagai sumber tentang puisi WS Rendra berjudul Sajak Anak Muda, yang cocok untuk merayakan Hari Remaja Internasional 12 Agustus 2021.

Sajak Anak Muda
WS Rendra

Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum.

Baca Juga: Lirik Lagu Second Terbaru Kolaborasi HYO dengan BIBI, Lengkap Terjemah Indonesia

Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja?

Inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.

Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.
Dasar keadilan di dalam pergaulan.

serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.

Baca Juga: Bacaan Singkat Niat Puasa Muharram 1443 H, Tasu'a dan Asyura Lengkap

Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri.
Kita sebal terhadap masa depan.

Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai,
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.

Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa henti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa?
Kita hanya menjadi alat birokrasi!

Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.

Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberikan pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan.

Baca Juga: Lirik Lagu Second Terbaru Kolaborasi HYO dengan BIBI, Lengkap Terjemah Indonesia

Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengagnguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.

Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini?
Apakah ini? Apakah ini?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa harus kita terima hidup begini?

Seseorang berhak diberi ijasah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.

Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja?
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagai bendera-bendera upacara,
sementar hukum dikhianati berulang kali.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tata warna
yang ajaib dan tak terbaca.

Baca Juga: 13 Link Download Twibbon Hari Pramuka ke-60 yang Bisa Dibagikan di WA, FB, IG dan Twitter

Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara.

Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakkan oleh angkatan kurang ajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.

Demikian puisi WS Rendra untuk anak muda dalam rangka menyambut Hari Remaja Internasional, 12 Agustus 2021.***

Editor: Andi syahidan

Tags

Terkini

Terpopuler