Khutbah Jumat Singkat dengan Tema Bekal Menyambut Bulan Ramadhan 2022 di Tengah Pandemi Covid-19

- 31 Maret 2022, 12:20 WIB
Ilustrasi Kultum Ramadhan Tema tentang pandemi Covid-19
Ilustrasi Kultum Ramadhan Tema tentang pandemi Covid-19 /Pixabay.com/ Ahmedsaborty.

MANTRA PANDEGLANG - Pandemi Covid-19 masih belum usai, tahun ini adalah tahun ke tiga umat muslim melaksanakan puasa Ramadhan di tengan pandemi.

Pada pembahasan kali ini yaitu tentang khutbah Jumat, jamaah akan diajak untuk menyiapkan bekal sebelum memasuki bulan suci Ramadhan 2022 atau 1443 H ditengah pandemi Covid-19 dengan melakukan berbagai amalan kebaikan.

Terdapat empat bekal yang harus dipersiapkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan 2022 atau 1443 H di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Doa Menjelang Awal Puasa Ramadhan dari Ustadz Adi Hidayat Lengkap Tulisan Arab dan Artinya

Dikutip mantrapandeglang.com dari situs Markazinayah pada Kamis, 31 Maret 2022, berikut khutbah jumat dengn tema bekal menyambut bulan Ramadhan 2022 di tengah pandemi Covid-19.

Jamaah sholat jumat yang dirahmati oleh Allah..

Tak terasa sebentar lagi bulan Sya'ban akan segera berganti dengan bulan Ramadhan yang penuh keberkahan.

Bertepatan dengan minggu terakhir bulan Sya'ban pada awal bulan suci Ramadhan, kita masih dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang saat ini masih mewabah.

Saya mengingatkan diri saya dan para jamaah, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dengan sungguh-sungguh mengerjakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.

Dan Tentunya kita juga harus menjaga prilaku hidup bersih dan sehat, melakukan social dan physical distancing dalam keseharian kita dan tidak lupa untuk selalu bermunajat kepada Allah agar terhindar dari segala penyakit terkhusus pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Negara kita ini. Aamiin.

Di antara anugerah Allah SWT yang paling agung bagi hambanya adalah hadirnya waktu-waktu yang istimewa, yaitu waktu yang dipenuhi dengan kebaikan-Nya berupa ampunan, rahmat, kasih sayang tak terhingga yang sangat layak bagi kita untuk berlomba-lomba demi untuk memperolehnya.

Baca Juga: Doa Selesai Sholat Tarawih dan Witir Ramadhan 2022 Lengkap Tulisan Latin dan Artinya

Di antara waktu yang istimewa tersebut adalah bulan Ramadhan, ia adalah bulan dilipat gandakannya pahala kebaikan, ia adalah bulan penuh ampunan dan Rahmat, ia adalah bulan pembebasan dari api Neraka.

Bulan ini memiliki satu malam yang tiap detiknya sangat berharga dan mulia, malam tersebut sangat istimewa sehingga para malaikat turun untuk menyaksikan keagungan malam itu, dia adalah malam Lailatul Qodar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Maka pertemuan seorang hamba dengan bulan yang mulia ini merupakan kenikmatan dari Allah SWT yang patut untuk disyukuri, bahkan merupakan salah satu kenikmatan yang teragung, Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: "Katakanlah, dengan karunia Allah dan RahmatNya, dengannya hendaknya kalian bergembira, sesungguhnya hal tersebut lebih baik daripada yang kalian kumpulkan." (QS. Yunus 58).

Ayat di atas memaparkan bahwa nikmat agama dan iman kepada seorang hamba yang dapat merealisasikan kebahagiaan di dunia dan akhirat lebih mulia dan lebih agung daripada kenikmatan duniawi.

Kenikmatan duniawi berupa harta dan materi yang fana dan lenyap, olehnya seorang hamba diperintahkan untuk bergembira dan bersyukur dengan kenikmatan ini.

Di antara bentuk kesyukuran seorang hamba terkait kenikmatan jenis ini adalah dengan memaksimalkan upaya untuk mereguk sebanyak mungkin pahala di bulan yang mulia ini.

Baca Juga: Kultum Singkat Ramadhan 2022, Tema 3 Hal yang disunnahkan di Bulan Ramadhan

Hal ini memerlukan taufiq dari Allah serta juhud dan upaya yang tidak kecil, dan tentunya hal ini membutuhkan persiapan-persiapan demi terealisasinya tujuan yang mulia ini.

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Di antara langkah-langkah yang hendaknya dipersiapkan oleh seorang hamba sejak sekarang adalah:

1. Bertaubat kepada Allah

Sejatinya Bertaubat kepada Allah adalah ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan sepanjang waktu, namun bertaubat di bulan Sya'ban seyogyanya memiliki keutamaan tersendiri disebabkan beberapa hal:

Bulan Sya'ban adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, sebagaimana sabda Rasulullah:

ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَشَهْرِ رَمَضَانَ

Artinya: "Bulan tersebut (Sya'ban) adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia, bulan tersebut adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan." (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Nasai, hadits shahih).

Dan beribadah di waktu-waktu yang dilalaikan oleh manusia sangat dianjurkan, dan bertaubat merupakan salah satu di antara amalan kebaikan yang sangat di anjurkan, maka memakmurkan bulan Sya’ban dengan bertaubat kepada Allah merupakan sebuah amalan yang mulia.

Di antara keutamaan bertaubat adalah diampuni dosa-dosa oleh Allah, maka bertaubat di bulan Sya'ban diharapkan dapat memaksimalkan persiapan untuk memasuki bulan Ramadhan, sehingga ketika bulan Ramadhan datang banyak dari dosa-dosa kita yang telah diampuni oleh Allah.

Sebab salah satu penghalang seorang hamba untuk melaksanakan ibadah kepada Allah adalah tumpukan noda dosa seorang hamba yang mengotori hatinya, sehingga berat baginya melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah.

2. Berupaya untuk menyelesaikan segala hal

Berupaya untuk menyelesaikan segala hal yang dapat menyibukkannya dan memalingkan seorang hamba dari beramal di bulan Ramadhan sejak saat sekarang, seperti belanja untuk persiapan keperluan Ramadhan, dan menyiapkan pakaian dan kue-kue untuk hari raya.

Di antara hal yang memiriskan hati di bulan Ramadhan adalah kesibukan yang luar biasa untuk belanja keperluan di bulan Ramadhan.

Sehingga menghabiskan waktu yang tidak sedikit di pasar, dan juga belanja untuk persiapan berhari raya, dan lebih ironis lagi kesibukan ini terjadi di sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan.

Maka dampaknya adalah kelalaian dan lemahnya ibadah kita di hari-hari terakhir dari bulan Ramadhan, yang sejatinya hari-hari tersebut diisi dengan lebih banyak ibadah kepada Allah, karena potensi kemuliaan dan kebaikan pada hari-hari tersebut lebih besar.

Oleh karena itu agar terhindar dari masalah ini, hendaknya kita mulai menyiapkan kebutuhan-kebutuhan tersebut di bulan Sya'ban, sehingga ketika bulan Ramadhan datang menjelang kita dapat fokus untuk beramal.

3. Melatih diri dengan melaksanakan beberapa amalan sejak sekarang (di bulan Sya’ban)

Seperti berpuasa sunnah di bulan Sya'ban, membaca Al-Qur'an, dan menambah sholat-sholat sunnah. Semua ini kita lakukan untuk persiapan dan pemanasan sebelum datangnya bulan Ramadhan, sehingga ketika bulan Ramadhan datang, kita sudah terbiasa melaksanakan amalan-amalan tersebut.

Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi kita dalam masalah ini, yang mana beliau banyak berpuasa di bulan Sya'ban, bahkan puasa beliau di bulan tersebut lebih banyak dibandingkan bulan-bulan yang lainnya kecuali bulan Ramadhan.

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh istri beliau Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ، أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: "Dan aku tidak melihat Rasulullah banyak berpuasa kecuali di bulan Syaaban, beliau biasa berpuasa di bulan Syaaban seluruhnya (satu bulan penuh), dan beliau biasanya melaksanakan puasa di sebagian besar (hari) bulan Sya’ban." (HR Muslim).

Di antara hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban adalah melatih diri untuk berpuasa sebagai "pemanasan" sebelum masuk bulan Ramadhan.

Baca Juga: Benarkah Puasa Dapat Memicu Proses Detoksifikasi, Terutama di Bulan Ramadhan 2022? Ini Faktanya

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh istri beliau Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ، أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: "Dan aku tidak melihat Rasulullah banyak berpuasa kecuali di bulan Syaaban, beliau biasa berpuasa di bulan Syaaban seluruhnya (satu bulan penuh), dan beliau biasanya melaksanakan puasa di sebagian besar (hari) bulan Sya’ban." (HR Muslim).

Di antara hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban adalah melatih diri untuk berpuasa sebagai "pemanasan" sebelum masuk bulan Ramadhan.

4. Memperbanyak Doa

Memperbanyak memanjatkan doa kepada Allah, agar diberikan kesehatan dan taufiq untuk beribadah kepada Allah, dan memohon kepada Allah berkah umur dan waktu.

Doa merupakan sarana syar’i untuk menggapai tujuan dan cita-cita seorang hamba, makanya banyak di dari kalangan para ulama salaf kita yang berdoa kepada Allah sejak bulan Rajab dengan mengucapkan:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan."

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati oleh Allah

Inilah beberapa persiapan menjelang datangnya bulan Ramadhan, dengan harapan apabila langkah-langkah ini kita laksanakan dapat membantu kita untuk maksimal dalam beribadah di bulan yang mulia ini.

Memperbanyak memanjatkan doa kepada Allah, agar diberikan kesehatan dan taufiq untuk beribadah kepada Allah, dan memohon kepada Allah berkah umur dan waktu.

Doa merupakan sarana syar’i untuk menggapai tujuan dan cita-cita seorang hamba, makanya banyak di dari kalangan para ulama salaf kita yang berdoa kepada Allah sejak bulan Rajab dengan mengucapkan:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan."

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati oleh Allah

Inilah beberapa persiapan menjelang datangnya bulan Ramadhan, dengan harapan apabila langkah-langkah ini kita laksanakan dapat membantu kita untuk maksimal dalam beribadah di bulan yang mulia ini.***

 

Editor: Ajeng R H


Tags

Terkait

Terkini