Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu`a esok hari karena Allah SWT.
- Sementara bacaan niat Puasa Asyura yaitu,
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.
Baca Juga: Hukum Puasa Sunnah 9 dan 10 Muharram Namun Masih Punya Hutang Puasa Wajib Menurut Buya Yahya
Adapun dalil dalam melaksanakan puasa sunnah tersebut memiliki keistimewaannya,
seperti dalam hadis berikut ini Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ يَعْنِي يَوْمَ عَاشُورَاءَ
Artinya, “Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau sekiranya aku hidup hingga tahun depan, niscaya aku kan puasa pada hari Sembilan (Muharram)’ pada riwayat Abu Bakar ia berkata, yakni ‘pada hari sepuluh (Muharam),’” (HR Muslim).