Baca Juga: Berdampak Buruk bagi Kesehatan, ini 7 Kebiasaan Wanita yang Sering Disepelekan
Tiba-tiba aku mendapati seseorang yang berjalan mengiringiku. Aku mendapatkan ilham bahwa orang itu adalah al-Khadhir ‘alaihissalam.
Lalu aku bertanya kepadanya tentang Malik bin Anas. Ia menjawab: “Malik adalah panutan para imam.” Lalu aku bertanya kepadanya tentang asy-Syafi’i.
Ia menjawab: “asy-Syafi’i adalah salah seorang awtad (para wali yang berderajat tinggi).”
Lalu aku bertanya kepadanya tentang Ahmad bin Hanbal. Ia menjawab: “Ahmad adalah seorang shiddiq (para wali yang berderajat tinggi).”
Lalu aku bertanya kepadanya tentang Bisyr al-Hafi. Ia menjawab: “Setelahnya, tidak ada orang yang sepertinya.”
Lalu aku bertanya kepadanya: Aku bertanya kepadamu demi Allah yang pasti ada-Nya, siapakah Anda ini? Ia menjawab: “Aku adalah al-Khadhir.”
Lalu aku bertanya kepadanya: Apakah wasilah amal yang membuatku bisa bertemu anda? Ia menjawab: “Karena engkau berbakti kepada ibumu.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jika berbakti kepada orang tua berpahala sangat agung, maka durhaka kepada keduanya adalah dosa besar.
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ الذُّنُوْبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَّا عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ، فَإِنَّهُ يُعَجَّلُ لِصَاحِبِهِ (رواه الحاكم)
Maknanya: “Balasan dari setiap dosa akan Allah tangguhkan sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali durhaka kepada kedua orang tua, sesungguhnya Allah akan mempercepat siksaan bagi pelakunya” (HR al-Hakim).