Mengenal Makna Takbir, Keutamaan dan Waktu Utama Membacanya

- 22 Mei 2021, 23:24 WIB
Mengenal Makna Takbir, Keutamaan, dan Waktu Utama Membacanya.
Mengenal Makna Takbir, Keutamaan, dan Waktu Utama Membacanya. /Pexels.com/Michael Burrow/



MANTRA PANDEGLANG - Salah satu jenis dzikir adalah takbir, yang memiliki arti mengagungkan Allah.

Pada artikel ini kita akan membahas seputar takbir, dari mulai makna takbir, keutamaan takbir, dan waktu yang utama membacanya.

Makna takbir menunjukan Allah maha besar secara dzatNya, yang hal ini melazimkan Allah maha agung dan maha tinggi kebesaranNya.

Baca Juga: Jadi OST Sinetron Keajaiban Cinta, ini Lirik Lagu Mesin Waktu dari Mawar De Jongh

Ibnu Taimiyyah berkata :

وَفِي قَوْلِهِ: " اللَّهُ أَكْبَرُ " إثْبَاتُ عَظَمَتِهِ فَإِنَّ الْكِبْرِيَاءَ يَتَضَمَّنُ الْعَظَمَةَ وَلَكِنَّ الْكِبْرِيَاءَ أَكْمَلُ. وَلِهَذَا جَاءَتْ الْأَلْفَاظُ الْمَشْرُوعَةُ فِي الصَّلَاةِ وَالْأَذَانِ بِقَوْلِ: " اللَّهُ أَكْبَرُ " فَإِنَّ ذَلِكَ أَكْمَلُ مِنْ قَوْلِ اللَّهُ أَعْظَمُ، كَمَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ: عَنْ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهُ قَالَ: «يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا عَذَّبْته» فَجَعَلَ الْعَظَمَةَ كَالْإِزَارِ، وَالْكِبْرِيَاءَ كَالرِّدَاءِ، وَمَعْلُومٌ أَنَّ الرِّدَاءَ أَشْرَفُ

“Pada sabda Nabi “Allahu Akbar” ada penetapan ádzomah (kemuliaan) Allah, karena al-kibriyaa’ (kebesaran/keagungan) mengandung (kemuliaan) akan tetapi al-kibriya’ lebih sempurna. Karenanya datang lafal-lafal yang disyariátkan dalam shalat maupun adzan dengan lafal “Allahu Akbar”, karena ini lebih sempurna daripada “Allahu A’dzom” (Allah termulia). Sebagaimana valid dalam hadits yang shahih dari Nabi shallallahu álaihi wasallam bahwasanya beliau berkata, “Allah berfirman : “Kebesaran/keagungan adalah selendangKu, dan kemuliaan adalah sarungKu, maka barangsiapa yang menyaingiKu pada salah satu dari keduanya maka aku mengadzabnya”. Maka Allah menjadikan kemuliaan seperti sarung sementara kebesaran/keagungan seperti selendang. Dan tentu telah diketahui bersama bahwasanya selendang lebih mulia.”

Beliau juga berkata

التَّكْبِيرُ يُرَادُ بِهِ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ الْعَبْدِ أَكْبَرَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

“Yang dimaksud dengan takbir adalah hendaknya Allah di sisi hamba adalah yang terbesar dari segala sesuatu”

Nabi bersabda :

مَا السَّمَوَاتُ السَّبْعُ فِي الْكُرْسِيِّ إِلاَّ  كَدَرَاهِمَ سَبْعَةٍ أُلْقِيَتْ فِي تُرْسٍ

“Tidaklah langit yang tujuh diletakkan di kursi kecuali seperti tujuh keping dirham yang diletakkan di perisai”

Baca Juga: Link Official Trailer Sinetron Badai Pasti Berlalu di SCTV, Tayang Perdana Senin 24 Mei 2021

مَا الْكُرْسِيُّ فِي الْعَرْشِ إِلاَّ  كَحَلْقَةٍ مِنْ حَدِيْدٍ أُلْقِيَتْ بَيْنَ ظَهْرَيِ فَلاَةٍ مِنَ الأَرْضِ

“Tidaklah kursi di ársy kecuali seperti sebuah cincin dari besi yang dilemparkan di tengah-tengah padang terbuka”
Sungguh akal tidak mampu untuk merenungkan akan besarnya makhluk-makhluk Allah tersebut, lantas bagaimana lagi akan kebesaran dan keagungan Penciptanya? . Allah telah mengabarkan bahwa pada hari kiamat bumi dalam genggamanNya dan langit dilipat dengan tangan kananNya.

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutuan” (QS Az-Zumar : 67)

 Keutamaan takbir


1. Termasuk bentuk sedekah yang sangat mudah dilakukan oleh seorang muslim.

2. Takbir, tasbih, dan tahmid lebih baik dari pembantu.

3. Pohon di surga adalah tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.

4. Membiasakan takbir sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam lebih baik dari membebaskan seratus budak .

Waktu-Waktu yang Dianjurkan Untuk Bertakbir

Pada asalnya bertakbir boleh diucapkan kapan saja, namun dalam kondisi tertentu takbir disunnahkan bahkan wajib, di antaranya:

Baca Juga: Lirik Lagu Mesin Waktu OST Sinetron Keajaiban Cinta di SCTV yang Dibintangi Aliando Syarief dan Shita Marino

1. Ketika dzikir pagi dan petang.

2. Ketika adzan

3. Ketika shalat

4. Ketika hari raya

5. Ketika dzikir setelah shalat

6. Ketika berjalan menanjak

7. Ketika menyembelih hewan qurban

8. Ketika mendapatkan kabar yang menggembirakan

9. Ketika thowaf ketika mendatangi hajar aswad

 Bacaan Takbir


Secara umum di kebanyakan tempat lafal takbir menggunakan

اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu akbar
“Allah Maha Besar”

Namun ketika hari raya, lafal-lafal takbir adalah:

Pertama: diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir dari hari ‘arofah hingga akhir hari tasyriq dengan lafal, Ibnu Mas’ud dan sahabat lainnya

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, allaahu akbar wa lillaahil hamd
Dan juga terdapat riwayat lain bahwa Abdullah bin Mas’ud menggunakan dengan takbir dua kali:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allaahu akbar, allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, allaahu akbar wa lillaahil hamd

Baca Juga: Lirik Lagu Ost Sinetron ‘Badai Pasti Berlalu’ dari Penyanyi Chrisye

Kedua: dari Ibnu Abbas

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا

Allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar, wa lillaahil hamd, allaahu akbar wa ajallu, allaahu akbar ‘alaa maa hadaanaa
Ketiga: takbir yang diajarkan oleh Salman,

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا

Allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar kabiiron

Atau

تَكْبِيرًا اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَى وَأَجَلُّ مِنْ أَنْ تَكُونَ لَكَ صَاحِبَةٌ أَوْ يَكُونَ لَكَ وَلَدٌ أَوْ يَكُونَ لَكَ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ أَوْ يَكُونَ لَكَ وَلِيٍّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا، اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا

Takbiiron allaahumma anta a’laa wa ajallu min an takuuna laka shoohibatun aw yakuuna laka waladun, aw yakuuna laka syariikun fil mulki aw yakuuna laka waliyyun minadz dzulli wa kabbirhu takbiiron, allaahummaghfir lanaa, allaahummarhamnaa
Keempat: Al-Imam Asy-Syafi’i dalam kitabnya Al-Umm dalam bab tata cara takbir ketika hari raya dia menyebutkan salah satu bentuk takbir:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا نَعْبُدُ إلَّا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدَّيْنَ، وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Allaahu akbar kabiiro, wal hamdu lillaahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotan wa ashiila, allaahu akbar, wa laa na’budu ilallahu mukhlishiina lahud diin, w alau karihal kaafiruun, laa ilaaha illallaahu wahdahu, shodaqo wa’dah, wa nashoro ‘abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar
Kelima: lafal takbir yang digunakan oleh sebagian ulama Malikiyyah, disebutkan bahwa lafal yang paling disukai oleh Ibnu Habib adalah:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا هَدَانَا اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لَك مِنْ الشَّاكِرِينَ

Allahu akbar, allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, allaahu akbar wa lillaahil hamdu ‘alaa maa hadaanaa, allaahummaj’alnaa laka minasy syaakiriin
Dan beliau mengatakan akan lebih baik jika ditambah dengan lafal:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ

Allaahu akbar kabiiron wal hamdulillaahi katsiiron, wa subhanallahi bukrotan wa ashiilaa, wa laa haul awa laa quwwata ilaa billaah.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini