Khutbah Idul Fitri 1442 H: Pererat Silaturahmi Dihari yang Fitri

- 10 Mei 2021, 16:18 WIB
Khutbah Idul Fitri 1442 H: Pererat Silaturahmi Dihari yang Fitri
Khutbah Idul Fitri 1442 H: Pererat Silaturahmi Dihari yang Fitri /PIXABAY/Syaibatulhamdi

MANTRA PANDEGLANG - Pada artikel ini akan dimuat materi khutbah Idul Fitri 2021 atau 1442 H, dengan tema 'Pererat Silaturahmi Dihari yang Fitri'.

Khutbah Idul fitri menjadi pembeda antara sholat sunah Idul fitri dengan sholat sunah lainnya seperti duha atau tahajud.

Pada dasarnya rukun khutbah Idul fitri sama dengan khutbah jumat. Namun yang membedakan hanya waktunya saja.

Baca Juga: Profil dan Biodata Delisa Herlina Pemeran Mira di Sinetron Preman Pensiun 5, Ini 40 Daftar Nama Pemain Lainnya

Khutbah Idul Fitri dilaksanakan setelah melaksanakan sholat Id, sedangkan khutbah Jum'at dilaksanakan sebelum melaksanakan sholat Jum'at.

Khutbah Idul fitri menandakan bahwa sholat tersebut merupakan momen yang penting dan istimewa.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini contoh khutbah Idul Fitri 1442 H dengan tema 'Pererat Silaturahmi Dihari yang Fitri'

Khutbah I

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (سورة يونس: ٥٨)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Wasiat takwa senantiasa dan akan terus mengawali setiap khutbah. Karena dalam kehidupan abadi di akhirat kelak, tidak ada yang bermanfaat bagi kita kecuali takwa dan amal shalih. Untuk itu, marilah kita berusaha untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini

x