Tak Perlu Khawatir! Puasa Aman Dilakukan Selama Pandemi COVID-19

- 6 April 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi Berbuka Puasa.
Ilustrasi Berbuka Puasa. /Freepik

"Temuan kami menunjukkan bahwa praktik yang terkait dengan Ramadhan tidak memiliki efek merugikan pada kematian akibat COVID-19," kata laporan itu dikutip dari Aljazeera, Selasa.

Ada banyak komentar yang menunjukkan bahwa perilaku dan praktik budaya komunitas minoritas menjelaskan peningkatan keterpaparan mereka terhadap pandemi, mengacu pada saran dari beberapa komentator Inggris tahun lalu bahwa mungkin ada "lonjakan" infeksi selama Ramadhan.

"Klaim ini tidak berdasarkan bukti. Sebaliknya, mereka adalah gangguan yang tidak membantu dari ketidaksetaraan dalam faktor penentu sosial kesehatan, terutama ketidaksetaraan dalam kondisi hidup dan kerja, yang telah menjadi pendorong utama ketidaksetaraan kesehatan untuk semua kelompok yang kurang beruntung secara sosial sebelum dan juga selama pandemi COVID-19."

Baca Juga: Abuya Uci Turtusi Tutup Usia, Semua Umat Islam Berduka

Puasa tidak memiliki "efek merugikan". Laporan itu didasarkan pada analisis komparatif tingkat kematian COVID-19 selama Ramadhan tahun lalu, yang dimulai pada 23 April 2020, tak lama setelah gelombang pertama pandemi memuncak di Inggris.

Perayaan biasa dan shalat berjamaah di masjid dibatalkan selama bulan itu, sejalan dengan lockdown nasional.

Para peneliti menganalisis tingkat kematian di lebih dari selusin wilayah otoritas lokal di Inggris di mana populasi Muslim setidaknya 20 persen.

Mereka menemukan bahwa kematian terus menurun di daerah-daerah tersebut selama periode Ramadhan.

Lebih lanjut, tren ini berlanjut setelah Ramadhan menunjukkan bahwa tidak ada efek merugikan yang tertinggal dari puasa di wilayah Muslim.

Salman Waqar, yang ikut menulis penelitian tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa temuan tersebut menunjukkan bahwa Ramadhan tidak memiliki "efek merugikan" pada hasil COVID-19.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini