Network
MANTRA PANDEGLANG - Syaithān terambil dari akar kata sya-tha-na yang berarti ta-bā-’a-da (jauh). Rangkaian derivasi kata yang berasal dari akar kata ini memiliki kesatuan makna, yakni: segala bentuk kecenderungan yang menjauh dari kebenaran.
Dalam budaya Jawa beberapa diantara unsur alam adalah Air, Angin (Udara), Api dan Bumi (Tanah). Begitu juga manusia terdiri dari Jasad, Akal, Hati, dan Jiwa, dan Ruh.
Manusia memiliki keberagaman sifat, karakter dan tabiat. Namun apabila unsur alam tersebut kita implementasikan ke dalam pribadi manusia, setidaknya manusia memiliki 4 unsur dalam kehidupan ini.
Baca Juga: Wakil Presiden Ma'ruf Amin Minta Polhukam di Papua dan Papua Barat Ditangani
Baca Juga: Suka Meme? Kuliah Aja di Jurusan Memeology Internet
Unsur pertama dalam diri manusia adalah api. Selain tabiat manfaat, unsur ini mengandung tabiat madarat. Yaitu, manusia suka menyerupa setan atau iblis, karena asal penciptaan mereka dari api.
Tabiat iblis itu takabur, sementara, takaburlah yang menjadi sebab hancurnya segala amal kebaikan manusia. Para ulama sering menunjuk manusia yang demikian, 'Sedang terkena ruh Syaithoni, sedang kerasukan pengaruh Iblis'. Setan/Iblis.
Sebagaimana dinyatakan Alquran, tabiatnya ingkar kepada Allah dan mengajak manusia ke jalan kemungkaran. Tiada cara untuk mengendalikan unsur ini kecuali dengan mandi taubat, hakikat mandi taubat yaitu Dzikrullah.
Selain unsur api, dalam diri manusia ada unsur yang kedua yaitu unsur angin. Selain manfaat, unsur ini punya tabiat madarat. Yaitu, manusia seringkali mudah berubah-ubah pendirian, berpindah-pindah haluan, mudah goyah oleh pengaruh (luar), gampang tergoda, tertarik ke sana kemari, dan seringkali tidak punya keteguhan.
