Menteri Kesehatan Uni Eropa Gagal Setujui Pedoman Umum Tentang Tembakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

- 8 April 2021, 12:14 WIB
Tangkap layar
Tangkap layar /wikipedia

MANTRA PANDEGLANG - mentri kese, meskipun ada seruan untuk koordinasi di seluruh negara anggota untuk memerangi keraguan publik atas pengambilan gambar. Kamis 7 April 2021 kemarin.

Para menteri mengadakan pertemuan virtual yang luar biasa tepat setelah Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency / EMA) mengubah panduannya tentang vaksin Covid-19 AstraZeneca karena menemukan kemungkinan adanya hubungan dengan kasus-kasus yang sangat jarang dari penggumpalan darah yang tidak biasa dengan jumlah trombosit darah yang rendah.

Meskipun dikatakan keunggulan vaksin COVID-19 AstraZeneca tersebut masih lebih besar daripada risikonya. Maka dari itu Sebelum pertemuan, para menteri didesak oleh Portugal, presiden Dewan Uni Eropa saat ini, untuk mencari kesamaan dalam penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, sebuah surat yang dilihat oleh Reuters menunjukkan.

Baca Juga: Spoiler Attack on Titan 139 Ending Lebih Buruk dari Game of Thrones

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2021 Banten, Kab. Lebak: 1-29 Ramadhan 1442 H

Dikutip mantrapandeglang.com dari channel News Asia pada 8 April 2021. Akan tetapi para menteri tidak menyetujui posisi bersama pada pertemuan tersebut dan mempertahankan pedoman yang berbeda.

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan pembicaraan akan berlanjut dalam pertemuan mendatang.

"Kami berharap pengumuman ini (dari EMA) akan berdampak langsung dan langsung tidak hanya pada rencana vaksinasi nasional kami, tetapi juga kepercayaan warga kami pada vaksin melawan COVID-19," Portugal memperingatkan dalam suratnya kepada para menteri.

UE sedang bergulat dengan peluncuran vaksin yang lambat yang disebabkan oleh masalah pasokan dan oleh perubahan berulang dalam penggunaan suntikan AstraZeneca, yang telah meningkatkan keraguan vaksin.

Baca Juga: Korea Selatan Akan Lebih Banyak Pembatasan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19, Chung Sye-Kyun: Gelombang Infeksi

"Harmonisasi di tingkat UE akan menjadi penting untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah," tambah surat itu.

"Sangat penting bahwa kami mengikuti pendekatan Eropa yang terkoordinasi. Pendekatan yang tidak membingungkan warga, dan itu tidak memicu keraguan vaksin," kata Komisaris Kesehatan Uni Eropa Stella Kyriakides kepada para menteri pada pertemuan itu, menurut poin pidatonya.

BATAS USIA BERBEDA

Tetapi negara-negara UE merekomendasikan batasan usia yang berbeda untuk penggunaan vaksin, meskipun EMA tidak merekomendasikannya karena kurangnya data yang menjamin mereka.

Jerman telah membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dan kelompok prioritas tinggi, dan komisi vaksin negara tersebut merekomendasikan bahwa orang di bawah 60 tahun yang telah mendapatkan suntikan pertama harus menerima produk yang berbeda untuk dosis kedua mereka.

Prancis dan Belgia mengatakan vaksin hanya boleh diberikan kepada orang yang berusia 55 tahun ke atas.

Baca Juga: Inilah Hikmah Puasa Ramadhan Mulai Hari Pertama hingga Hari Terakhir, Ketahui Penjelasannya

Di Finlandia itu diberikan hanya untuk orang yang berusia 65 ke atas.

Negara UE lainnya saat ini tidak memiliki batasan pada vaksin.

Pada awal peluncuran vaksin pada akhir Januari, Jerman dan Prancis merekomendasikan bahwa vaksin AstraZeneca harus diberikan hanya kepada orang di bawah 65 tahun, dan Italia dan Spanyol pada awalnya hanya menyarankannya untuk mereka yang berusia di bawah 55 tahun karena mereka menganggap data uji coba untuk orang tua menjadi tidak mencukupi.

Vaksin itu juga dihentikan sebentar pada bulan Maret di beberapa negara UE setelah kasus pertama pembekuan darah muncul, meskipun kurangnya hubungan sebab akibat dengan suntikan.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x