Rezim Suriah Melelang Tanah Para Pengungsi

- 31 Desember 2020, 14:53 WIB
Orang-orang Suriah yang mengungsi memeriksa kerusakan di sebuah peternakan unggas di Idlib. (AFP / File)
Orang-orang Suriah yang mengungsi memeriksa kerusakan di sebuah peternakan unggas di Idlib. (AFP / File) /

Pasukan Assad yang didukung Rusia selama tiga tahun terakhir telah mendorong lebih dalam ke benteng oposisi besar terakhir Suriah di barat laut.

Serangan terbaru mereka pada awal 2020 memaksa hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka, menurut PBB. Hanya 235.000 yang telah kembali sejak gencatan senjata berlangsung pada Maret.

Bergulat dengan krisis ekonomi yang parah yang diperparah oleh sanksi Barat, Damaskus berupaya memanfaatkan tanah subur untuk meningkatkan produksi pertanian.

Kelompok hak asasi, termasuk Amnesty International, mengutuk perampasan tanah di bekas benteng pemberontak.

"Lelang tanah mengeksploitasi pemindahan demi keuntungan ekonomi," kata Diana Semaan, peneliti Amnesty Suriah.

Pihak berwenang, katanya, "merampas tanah secara ilegal dan melanggar hukum internasional."

Baca Juga: 5 Makanan Ini Mampu Atasi Masalah Jerawat di Wajah, Apa Saja?

Pada November, sebuah komite keamanan Aleppo mengatakan sedang mengambil tawaran untuk plot di desa-desa yang ditaklukkan, menurut dokumen yang diperoleh oleh kelompok aktivis The Day After dan Observatorium.

Amir, seorang pengungsi berusia 38 tahun dari Aleppo, mengatakan bahwa dia diberitahu kurang dari dua bulan lalu oleh mantan tetangganya bahwa pihak berwenang menerima tawaran untuk lahan seluas 20 hektar di sana.

Amir meminta tetangganya untuk menawar atas namanya, tetapi dia menolak.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Arab News


Tags

Terkait

Terkini