MANTRA PANDEGLANG - China menyatakan kemarahannya pada Senin, 28 Desember 2020 setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani langkah-langkah hukum untuk lebih meningkatkan dukungan untuk Taiwan dan Tibet, yang telah dimasukkan dalam paket bantuan dan pengeluaran pandemi senilai US $ 2,3 triliun.
China telah menyaksikan dengan kekhawatiran yang semakin besar ketika Amerika Serikat telah meningkatkan dukungannya untuk Taiwan dan kritiknya terhadap pemerintahan Beijing di Tibet yang terpencil, semakin mempererat hubungan di bawah tekanan kuat atas perdagangan, hak asasi manusia dan masalah lainnya.
Undang-Undang Jaminan Taiwan tahun 2020 dan Undang-undang Kebijakan dan Dukungan Tibet tahun 2020 keduanya berisi bahasa yang tidak pantas bagi China, termasuk dukungan AS untuk partisipasi Taiwan yang berarti dalam badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan penjualan senjata reguler.
Baca Juga: 6 Tips Perawatan Kulit Berguna untuk Semua Ibu yang Sibuk
Baca Juga: Perlu Diketahui, Ada 6 Waktu yang Disunahkan untuk Berhenti Saat Berdzikir
Di Tibet, yang telah diperintah oleh China dengan tangan besi sejak 1950, tindakan tersebut mengatakan bahwa sanksi harus dijatuhkan pada pejabat China yang ikut campur dalam pemilihan penerus pemimpin spiritual yang diasingkan, Dalai Lama.
Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan China "dengan tegas menentang" kedua tindakan tersebut.
"Tekad pemerintah China untuk menjaga kedaulatan nasionalnya, kepentingan keamanan dan pembangunannya tak tergoyahkan," katanya kepada wartawan, seperti dikutip mantrapandeglang.com dari CNA.
Baca Juga: 6 Ide Hadiah Bisa Kejutkan Orang yang Anda Cintai di Tahun Baru Ini, Simak Apa Saja
AS seharusnya tidak menerapkan bagian-bagian dari tindakan yang "menargetkan China" untuk menghindari kerusakan hubungan China-AS, katanya, seraya menambahkan bahwa itu adalah campur tangan dalam urusan dalam negeri China.