Sejarah Tari Saman Aceh: Berasal dari Nama Orang?

- 25 Maret 2021, 08:31 WIB
Tari Saman
Tari Saman /Waribudaya/Kemdikbud

 

MANTRA PANDEGLANG – Sejarah merupakan suatu peristiwa yang dilakukan nenek moyang pada masa lampau. Banyak peninggalan yang ada harus tetap dijaga sampai sekarang karena merupakan kekayaan bangsa, termasuk peninggalan yang berasal dari Aceh.

Aceh adalah salah satu daerah Istimewa di Indonesia yang memiliki banyak ragam kebudayaan, salah satunya adalah tari Saman.

Dibalik tari Saman yang indah dan energik, ada pesan yang mengandung unsur keagamaan utamanya adalah Islam. Nama tarian ini konon dari seorang tokoh agama Islam yang bernama Syeh Saman.

Baca Juga: Hari Air Sedunia 22 Maret 2021: Sejarah dan Pentingnya Menghargai Air Untuk Kehidupan

Baca Juga: Sejarah Baru Dunia Perfilman Asia, Film Korea Menari Sabet 6 Nominasi Sekaligus Di Academy Awards 2021

Dilansir mantrapandeglang.com dari laman kemdikbud.go.id pada Kamis, 25 Maret 2021, berikut sejarah tari Saman:

Tari Saman berkembang pada masyarakat Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu). Keberadaan saman pada masyarakat Gayo merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan cerita, Saman berasal dari kesenian yang disebut pok ane yang artinya menepuk tangan sambil bernyanyi. Menurut sejarahnya, Saman dikembangkan oleh seorang tokoh Islam yang bernama Syeh Saman.

Baca Juga: Menuju International Women's Day: Sejarah dan Tema Tahun 2021

Selain sebagai penyiar agama, Syeh Saman juga seorang seniman sehingga namanya kemudian didedikasikan sebagai nama tarian Saman. Dalam perkembangan selanjutnya kesenian ini digunakan sebagai media dakwah untuk pengembangan agama Islam.

Sebagai media pengembang agama Islam, sampai kini masih kita rasakan dalam syair-syairnya, terutama dalam langkah-langkah awal selalui dimulai dengan salam. Dalam tulisan Mudha Farsya (dalam Haba, No. 38/2006) disebutkan bahwa tari saman lahir lebih kurang pada abad ke 14.

Dalam perkembangan selanjutnya, Saman dijadikan sebagai kesenian yang diikutsertakan dalam festival Pekan Kebudayaan Aceh (PKA ke-2) tahun 1972 di Banda Aceh. Pada waktu itu Saman menjadi salah satu tari favorit sehingga digelari "tari tangan seribu" oleh ibu Tien Soeharto.

Baca Juga: 4 Februari Diperingati sebagai Hari Kanker se-Dunia, Ini Sejarah dan Tema Tahun Ini

Sejak saat itu tari Saman mulai dikenal luas dan diundang dalam pembukaan Taman Mini Indonesia Indah tahun 1974. Kemudian Saman diundang ke berbagai acara tingkat nasional hingga misi kesenian ke luar negeri. Pada perkembangan selanjutnya, saman dijadikan sebagai komoditas komersial.

Jenis Tari Saman

Jenis-jenis tari Saman diantaranya adalah:

1. Saman Jejunten, yaitu Saman yang dilakukan malam hari dengan duduk di atas pohon kelapa yang ditebang.

2. Saman Njik, yaitu Saman yang dilakukan pada waktu istirahat pada kegiatan menggirik padi.

3. Saman Ngerje (Umah Sara), Saman yang dilakukan oleh pemuda pada acara pesta perkawinan.

Baca Juga: Sejarah Hari Valentine yang Selalu Diperingati Setiap 14 Februari

4. Bejamu Besaman, yaitu Saman yang dilakukan dengan mengundang grup Saman dari kampung lain. Bejamu Besaman dilakukan dengan dua cara, yang pertama Saman Sara Ingi (Saman satu malam) yaitu saman yang dilakukan semalam suntuk. Saman ini dilakukan pada hari besan keagamaan (Aidul Fitri, Aidul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW).

5. Saman Roa Lo Roa Ingi (Saman dua hari dua malam), Saman ini dilakukan secara terus menerus.

6. Saman Bale Asam adalah Saman yang dilaksanakan pada siang hari dalam rangka peringatan hari besar.***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Kemendikbud


Tags

Terkait

Terkini