Kata-kata Bijak dan Motivasi Mohammad Hatta yang Mendedikasikan Hidupnya untuk Bangsa

10 Agustus 2021, 18:10 WIB
Kata-kata Bijak dan Motivasi Mohammad Hatta yang Mendedikasikan Hidupnya untuk Bangsa /Pixabay/10259/

MANTRA PANDEGLANG – Simak kata-kata bijak dan motivasi Mohammad Hatta yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa.

Kata-kata bijak Mohammad Hatta yang penuh motivasi ini diharapkan mampu memantik jiwa nasionalisme pembacanya dan memotivasi untuk menjadi orang yang lebih baik.

Mohammad Hatta, wakil presiden pertama Indonesia yang sangat mencintai buku ini memiliki pemikiran yang cerdas dan tertuang dalam kata-katanya.

Baca Juga: Klaim Kode Redeem FF Gratis, Dapatkan 399 Diamond dan Emoticon 10 Agustus 2021

Dirangkum mantrapandeglang.com dari berbagai sumber pada Selasa, 10 Agustus 2021, berikut adalah kata-kata bijak dan motivasi Mohammad Hatta.

1. Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku, ia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku

2. Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna.

3. Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja, karena dengan buku, aku merasa bebas.

4. Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki.

5. Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan.

6. Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia (pahlawan) melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Andekhi Anjaani' Putri Isnari Feat Ridwan, Trending YouTube!

7. Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.

8. Masa depan orang Islam secerah janji-janji Allah.

9. Dasar kekeluargaan itulah dasar hubungan istimewa pada koperasi. Disini tidak ada majikan dan buruh, melainkan usaha bersama diantara mereka yang sama kepentingan dan tujuannya.

10. Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekadar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.

11. Kematian adalah yang terakhir dalam waktu tetapi sekaligus yang awal dari kekalahan.

12. Banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu.

Baca Juga: Link Resmi Film Antares Full Movie Eps 1-8, Nonton Streaming Gratis

13. Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain.

14. Kita tidak pernah dapat berkorban begitu besar bagi mereka yang bersedia mengorbankan segalanya bagi kita.

15. Filosofi meluaskan pandangan serta mempertajam pikiran, sekaligus berguna untuk menerangkan pikiran dan penetapan hati.

16. Apa yang kita lakukan di dunia ini, kelak semuanya akan dipertanggungjawabkan melalui pengadilan Allah.

17. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang sanggup menyediakan penggantinya.

18. Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam pembuangan di Boven Digul, dengan tiada mempunyai pengharapan akan kembali lagi. Berapakah diantara saudara-saudara yang masih kenal akan nama-nama mereka?

19. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang sanggup menyediakan penggantinya.

20. Demokrasi bisa ditindas sementara karena kesalahannya sendiri, tetap setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan penuh keinsafan.

Baca Juga: Buya Yahya: Hukum Mencium Suami Istri yang Sudah Meninggal Dunia

21. Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai.

22. Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran.

23. Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.

24. Biarlah pengalaman masa lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan tonggak yang membelenggu kita.

25. Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan.

26. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita, apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita: hidup bahagia dan makmur dalam pengertian jasmani maupun rohani.

27. Hamba-hamba Allah penghuni surgawi, harus menggunakan bahasa yang halus dan sopan.

28. Memang benar pepatah Jerman: 'Der Mensch ist, war es iszt', artinya: 'sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan'.

29. Tuntutlah ilmu lebih dahulu, supaya engkau kelak mempunyai pengetahuan ilmiah sebesar dasar pengetahuanmu dalam praktik nanti. Jangan terburu-buru masuk praktik karena keadaan luar biasa dan gaji sementara. Semuanya itu tidak kekal.

30. (Menegakkan) Kedaulatan rakyat adalah ‘mendidik rakyat’ supaya tahu berpikir, supaya tidak lagi membebek di belakang pemimpin-pemimpin. Supaya keinsafan rakyat akan hak dan harga diri bertambah kuat dan pengetahuannya tentang hal politik, hukum dan pemerintahan bertambah luas.

Baca Juga: Buya Yahya: Hukum Mencium Suami Istri yang Sudah Meninggal Dunia

31. Koperasi juga akan mendidik semangat percaya pada kekuatan sendiri (self help). Setidaknya, semangat self help ini dibutuhkan untuk memberantas penyakit “inferiority complex” warisan kolonialisme.

32. Saya menyebut satu nama yang patut menjadi kenang-kenangan buat selama-lamanya: Tjipto Mangunkusumo, yang meninggal kemarin pagi dalam usia 58 tahun. Sejarah hidupnya mudah diterangkan dengan beberapa kata saja: jujur, setia, kesatria, berjuang, berkorban, pembuangan dan penyakitan (dalam surat Bung Hatta).

33. Agar perut rakyat terisi, kedaulatan rakyat perlu ditegakkan. Rakyat hampir selalu lapar bukan karena panen buruk atau alam miskin, melainkan karena rakyat tidak berdaya.

34. Kita boleh merdeka secara fisik, tapi kita masih perlu usaha keras buat mewujudkan manusia bermental baja guna meraih cita-cita bangsa.

35. Malahan kita berada pada permulaan perjuangan yang jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan.

36. Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita.

Baca Juga: Link Resmi Film Antares Full Movie Eps 1-8, Nonton Streaming Gratis

37. Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri.

38. Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani.

39. Kita butuh waktu untuk berkontemplasi buat memetik pesan dari apa yang telah dibaca.

40. Apa yang dilakukan oleh orang setelah mendengar suatu khotbah jauh lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang khotbah itu.***

Editor: Andi syahidan

Tags

Terkini

Terpopuler