Alasan Semakin Banyak Perempuan Melajang

23 Januari 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi alasan semakin banyak perempuan melajang /pexels.com/Andrea Piacquadio

MANTRA PANDEGLANG - Semakin banyak perempuan dalam kehidupann modern atau masyarakat perkotaan yang memilih untuk melajang. Fenomena ini bertentangan dengan pemikiran zaman dahulu bahwa perempuan harus menikah dan menghasilkan keturunan.

Perempuan yang tidak segera menikah kerap mendapat stigma negatif. Padahal setiap perempuan memiliki alasan masing-masing dalam menentukan hidup yang ingin mereka jalani.

Emma John, seorang perempuan yang berusia lebih dari 30 tahun mengatakan alasannya menjadi lajang. Ia pun tidak menyebut dirinya sebagai perawan tua.

Baca Juga: Alasan Arya Saloka Mau Perankan Aldebaran di Sinetron Ikatan Cinta

Baca Juga: Alasan BSU Hanya untuk Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Begini Penjelasan Kemnaker

Dikutip dari laman The Guardian, ada banyak alasan kenapa dirinya tidak menggunakan istilah perawan tua, salah satunya adalah nada misoginis yang masam dari frasa tersebut. Menurutnya penting bagi perempuan untuk menemukan identitas karena jumlah mereka sangat banyak.

Perempuan memilih menjadi lajang mudah ditemui di banyak negara. Di Korea Selatan, sebutan yang menyedihkan tentang "perawan tua" telah menjadi "perempuan emas" yang lajang dan makmur.

Di Jepang, wanita lajang berusia di atas 25 tahun dikenal sebagai "kue Natal" karena tanggal jual mereka sudah lewat. Film dokumenter Cina, Shosh Shlam tahun 2019 mengeksplorasi "Wanita Sisa" ini dan kecemasan sosial yang mereka timbulkan saat model pernikahan tradisional diubah.

Bintang Hollywood seperti Rashida Jones, Mindy Kaling dan Chelsea Handler dengan bangga mencatat tentang bagaimana mereka telah merangkul kehidupan lajang mereka. Emma Watson juga pernah mengumumkan ke Vogue bahwa dia "berpasangan sendiri".

Baca Juga: Penyebab Infertilitas pada Wanita Muda Berusia 20-an dan Cara Mengatasinya

Seiring bertambahnya usia, jarak antara pengalaman hidup dan sudut pandang kita semakin melebar. Emma John mengatakan sebagai wanita lajang modern, tidak seharusnya merasa bahwa kita ketinggalan.

Profesor Paul Dolan, seorang ilmuwan perilaku di LSE, menerbitkan penelitian yang mengklaim bahwa wanita lajang tanpa anak lebih bahagia daripada yang sudah menikah. 

“Saya mendapat banyak email dari wanita lajang yang mengucapkan terima kasih. Sekarang orang mungkin mulai mempercayai mereka ketika mereka mengatakan bahwa mereka sebenarnya baik-baik saja. Namun yang lebih menarik adalah reaksi dari orang-orang yang tidak mau mempercayainya." kata Profesor Paul Dolan.

Di akhir laman tersebut, Emma John mengatakan kita harus merayakan identitas kita dan pengalaman hidup yang telah memberikannya kepada kita. ***

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler