Si kernet tampak bingung, "ora bos, waktune mepet soale"
"ngeten mawon mbah" ucap si sopir, "peyan bayar piro ae, kulo purun" (anda bayar berapa saja, saya terima)
"gowoen kabeh cah iku nang keretoku, wulan ngarep kudu jangkep, aku moh koyok ngene"
(bawa semua anak itu ke keretaku, bulan depan harus lengkap tujuh, aku tidak mau seperti ini lagi)
Si sopir mengangguk takut,
Mereka segera mengangkat satu persatu anak perempuan, sementara anak lelaki itu tertunduk lemas, gemetar, si lelaki mendekati, "siapa namamu?"
"Agus"
Kereta kuda mulai berjalan di atas tanah berlumpur meningalkan dua lelaki yg hanya diam tak berkomentar, mereka menatap anak lelaki yg kini bersanding di samping lelaki tua itu.
"Sak iki, tak kenalno kowe ambek tuan Codro"