KKN di Desa Penari Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa, Begini Sejarah Mencekam Perfilman Horor Indonesia

- 23 Mei 2022, 20:40 WIB
Para pemain KKN di Desa Penari sedang bermain ular tangga, dalam acara promosi filmnya
Para pemain KKN di Desa Penari sedang bermain ular tangga, dalam acara promosi filmnya /Tangkapan layar Instagram @kknmovie/

usut punya usut, film bergenre ini pada awal kemunculannya memiliki cerita dan visual yang lebih menakutkan dibandingkan dengan sekarang.

Anda mungkin tidak pernah bisa lupa dengan Film horor dengan judul "Beranak dalam Kubur" dari Suzanna yang hitz era 80an, atau film "Suster Keramas" yang ikonik dengan komedi dewasa.

Meski tidak seseram masa lalunya, dan terlepas dari sisi sensual di dalamnya, film bergenre horor ini tetap diminati setiap kalangan.

Hal itu karena masyarakat Indonesia sangat suka sekali dengan hal berbau mistis dan film bergenre ini juga memberikan rasa penasaran.

Lalu, sejak kapan kemunculan film horor di Indonesia? Berikut perjalanan sejarah perfilman Horor Indonesia dari masa ke masa yang telah dirangkum mantrapandeglang.com rangkum dari berbagai sumber pada Senin, 23 Mei 2022.

Film bernuansa seram yang paling pertama di Indonesia berjudul Doea Siloeman Oeler Poeti en Item (1934) yang berkisah tentang dua siluman yang ingin menjadi manusia.

Film yang disutradarai ini oleh Then Teng Chun dan diproduksi oleh Cino Motion Pictures ini menjadi film kedua di Indonesia setelah film pertama Indonesia yakni Loetoeng Kasaroeng (1926).

Kemudian di rentang 1940 sampai 1941, pasar perfilman horor mulai mendominasi, dimana perusahaan Then Teng Chun yakni Java Industrial Film, berhasil memproduksi 15 film. Salah satunya berjudul Tengkorak Hidoep (1941) karya Tjoe Hock.

Film ini sangat laku di pasaran. Selain karena efek petir dan tengkorak begerak, kisahnya juga menarik, yakni tentang perjalanan seorang pendekar ke pulau angker.

Namun film horor sempat meredup dimasa penjajahan Jepang dan bersinar kembali pada tahun 1971. Dengan ditandai oleh rilisnya film Lisa karya M Syariefudin dan Beranak Dalam Kubur karya Awaludin dan Ali Shahab.

Halaman:

Editor: Ajeng R H


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah