Network
Paparan di stasiun televisi besar telah lama menjadi keharusan bagi calon idola K-pop. Tetapi komentator budaya Jung Ho-jai mengatakan gerakan cabul dalam video asli Rollin terlalu bersifat cabul untuk jaringan.
Mereka tidak punya banyak pilihan selain mengambil pesanan, betapapun jauh dan bayarannya buruk, dengan Jung menggambarkan mereka sebagai "diturunkan ke tingkat yang pada dasarnya adalah tingkat ketiga liga sepak bola Inggris".
Namun begitu Viditor memposting videonya, dia berkata, "entah bagaimana algoritme YouTube melihat potensi dalam klip tersebut dan mulai menampilkannya kepada audiens yang lebih luas.
Perusahaan K-pop semakin beralih ke situs media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Facebook untuk mengembangkan basis penggemar band mereka.
"Lebih dari 50 grup baru memasuki pasar setiap tahun tetapi kurang dari setengahnya muncul di stasiun TV besar," kata Kim Jin-hyung, kepala eksekutif Wuzo Entertainment, kepada AFP.
"Agar idola dapat bertahan, kami harus menargetkan platform online yang memenuhi permintaan penggemar." Tapi untuk Brave Girls, poster amatirlah yang membuat perbedaan.
Anggota Lee Yu-na berkata bahwa Sesuatu yang sangat ajaib dan tidak dapat dijelaskan telah terjadi pada mereka.***
