Aksara Kolojiwo, Thread Twitter SimpleMan tentang Prekuel Sewu Dino Berdasarkan Kisah Masa Kecil Lemah Layat

30 Mei 2022, 14:00 WIB
Aksara Kolojiwo, Thread Twitter Simpleman tentang Prekuel Sewu Dino Berdasarkan Kisah Masa Kecil Lemah Layat, Agus /SimpleMan

 

MANTRA PANDEGLANG - Salah Thread Twitter karya SimpleMan lainya yang masih termasuk dalam kisah Universe Sewu Dino adalah Aksara Kolojiwo.

Aksara Kolojiwo merupakan thread Twitter SimpleMan lainnya yang ditulis pada 11 Desember 2019.

Selama perilisannya, Aksara Kolojiwo telah di sukai lebih dari 18 ribu like dan 5.619 retweet.

Baca Juga: Tak Kalah Horor dari KKN di Desa Penari! Inilah Cerita Pengabdi Setan 2 Communion yang Akan Segera Tayang

Aksara Kolojiwo mengisahkan tentang pengalaman masa kecil salah satu karakter Lemah Layat bernama Agus yang memiliki ilmu kebatinan berdasarkan prekuel cerita Lemah Layat.

Jika diingat kembali, Lemah Layat merupakan salah satu kisah thread Twitter Simpleman yang menjembatani dimensi Sewo Dino antara Ranjat Kembang dengan Janur Ireng, dengan setting waktu bersamaan dengan kisah Mira dalam Padusan Pituh.

Namun kendala terbesar dari serie saga Trah Pitoe atau legenda 7 keluarga yang memperebutkan puncak kehormatan dan kekayaan ini adalah, banyaknya tokoh dan kejadian yang membuat harus membongkar ingatan,

sehingga banyak yang bingung dengan timeline, istilah dan namanya dan harus membuka lagi untaian Thread Twitter Twitter Simpleman karena sebagian kisah sudah ditulis disana.

"Gimana? gimana? sudah bisa menata timeline'nya??? sudah tahu urutannya? nanti kita berjalan ke puncak bersama-sama ya" Tulis SimpleMan sebagaimana dikutip mantrapandeglang.com dari akun Twitter @SimpleM81378523

Aksara Kolojiwo berkisah tentang masa kecil Agus yang salah culik sebab dikira anak perempuan untuk tumbal karena berambut panjang.

Baca Juga: Link Baca Sorop, Thread Twitter SimpleMan tentang Kisah Tenggelamnya Matahari yang Seram Penuh Teror

Awalnya dia hendak dihabisi untuk meninggalkan jejak, namun sang dukun berubah pikiran dan memilih merawatnya untuk menjadi penerusnya.

Berikut sepenggal kisah Aksoro Kolojiwo

Si sopir dan kernet masuk kembali ke dalam mobil setelah menutup bak belakang, mobil kembali melaju tenang, tanpa mereka sadari, di antara anak-anak itu ada satu yg masih terjaga, ia tahu apa yg terjadi bila ia menunjukkan dirinya dalam kondisi terjaga kemana mereka di bawa

Mobil berhenti di sebuah jalan setapak, sudah berkali-kali mereka bertemu dengannya namun tempat pertemuan selalu berubah-ubah, si kernet menatap si sopir,

"cak, wes iki terakhir ae, ojok urusan ambek menungso model ngunu, sampeyan gak eroh arek iki bakal di apakno kan"

(mas, sudahi saja, jangan berurusan sama manusia kaya gini, kamu gak tau kan mau di apakan anak-anak ini)

"menengo, aku gak ngurus soal iku, sing penting duwike akeh" (diam saja, aku gak peduli soal itu, yg penting duitnya banyak)

tak beberapa lama, terlihat seseorang muncul

Ia mendekati mereka dengan kereta kuda, di atasnya ada seorang lelaki tua yg mengenakan penutup kepala, dia yg sudah di tunggu oleh mereka,

"wes, siapno arek-arek iku, tangane juragan wes teko" (sudah siapkan anak-anak, tangan kanannya sudah datang)

Lelaki tua itu turun, memandang si sopir tajam sebelum pandangannya beralih pada mobil tua itu, "rongsokan ngene buaken ae" (benda rongsokan gini, buang saja!!) katanya, si sopir hanya mengangguk, sembari menyesap rokok, "Aman kirimane" (kirimannya aman) si sopir mengangguk lagi,

Tiba-tiba entah ada apa, di tengah hujan turun, si lelaki tua itu seperti mencium sesuatu sebelum memandang tajam si sopir, "aku gak butuh cah lanang goblok!!" (aku tidak butuh anak lelaki bodoh!!)

sebelum menarik rambut panjang salah satu anak yg tengah pura-pura tidur, anak lelaki itu merintih kesakitan, "iki opo gak arek lanang?" (apa ini bukan anak lelaki?)

Kedua orang itu bingung,

"sak iki berarti sing mok gowo mek enem" (ini berarti yg kalian bawa cuma enam)

Dua orang itu saling berbisik, "iku yo opo ceritane arek lanang kok isok mok gowo" (itu gimana ceritanya kok bisa bisanya anak lelaki yg kau bawa)

"rambute dowo e bos, tak pikir yo wedok" (rambutnya panjang bos, ya aku kira perempuan)

Si sopir tampak geram sembari memasang wajah sengit, "teros gak mok perikso nduwe perkutut ta gak?" (terus gak kamu periksa lebih dulu, dia punya perkutut atau tidak?)

Si kernet tampak bingung, "ora bos, waktune mepet soale"

"ngeten mawon mbah" ucap si sopir, "peyan bayar piro ae, kulo purun" (anda bayar berapa saja, saya terima)

Baca Juga: Dihuni Ular Besar, ini Kisah Menyeramkan Dibalik Sungai Terlarang yang Ada dalam Film KKN di Desa Penari

"gowoen kabeh cah iku nang keretoku, wulan ngarep kudu jangkep, aku moh koyok ngene"

(bawa semua anak itu ke keretaku, bulan depan harus lengkap tujuh, aku tidak mau seperti ini lagi)

Si sopir mengangguk takut,

Mereka segera mengangkat satu persatu anak perempuan, sementara anak lelaki itu tertunduk lemas, gemetar, si lelaki mendekati, "siapa namamu?"

"Agus"

Kereta kuda mulai berjalan di atas tanah berlumpur meningalkan dua lelaki yg hanya diam tak berkomentar, mereka menatap anak lelaki yg kini bersanding di samping lelaki tua itu.

"Sak iki, tak kenalno kowe ambek tuan Codro"

(sekarang akan ku kenalkan kamu dengan tuan Codro)

Kereta kuda berhenti, si lelaki tua turun sebelum menggandeng Agus kecil tak beberapa lama, orang-orang lain yg mengenakan pakaian putih mendekat mengangkat satu per satu gadis kecil dari kereta kuda, agus kecil hanya bisa mengamatinya tanpa tahu kemana anak-anak itu akan di bawa

"wes bengi, turu yo le, mene baru tak duduhi cara urip nang omah iki" (sudah malam nak, tidur ya, besok saya ajarin cara hidup di rumah ini)

Pintu tertutup, si lelaki tua itu pergi, sementara Agus menatap seorang wanita berambut panjang tengah mengamatinya dari langit rumah

Penasaran dengan kisah selanjutnya?

Jika anda tertarik dengan kisah Aksara Kolojiwo ini anda bisa membacanya di thread Twitter Simpleman melalui tautan yang tertera

KLIK DI SINI

Demikianlah informasi tentang Aksara Kolojiwo, Thread Twitter SimpleMan tentang prekuel Sewu Dino berdasarkan kisah masa kecil karakter kisah Lemah Layat, Agus.***

Editor: Ajeng R H

Tags

Terkini

Terpopuler