Waspada Gejala Hepatitis Akut Misterius, Beberapa Sekolah di Bandung Kembali Lakukan Sekolah Daring

- 14 Mei 2022, 10:20 WIB
Ilustrasi hepatitis misterius. /Pixabay/PaliGraficas/pikiran-rakyat.com
Ilustrasi hepatitis misterius. /Pixabay/PaliGraficas/pikiran-rakyat.com /

MANTRA PANDEGLANG - Meskipun hingga kini kasus hepatitis akut misterius di Kota Bandung masih belum ditemukan, namun beberapa sekolah mulai kembali memberlakukan sekolah Daring.

Hal ini mengingat kasus hepatitis akut misterius kini mulai melanda beberapa wilayah di Indonesia, seperti wilayah Banten dan DKI Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, beberapa sekolahpun kembali memberlakukan sekolah Daring selama 7 hari, disamping persiapan jelang Ujian Akhir Semester.

Baca Juga: Download dan Streaming Drama Korea The Sound of Magic Full Episode 4 Subtitle Indonesia di Netflix

"Daring lagi seminggu." Singkat Dinda, salah satu murid kelas XI SMK negeri 3 di Bandung saat di wawancarai tim mantrapandeglang.com ketika jam kosong pada Sabtu, 14 Mei 2022.

Sementara itu, Kadinkes Kota Bandung Ahyani Raksa dalam wawancaranya Rabu kemarin mengatakan, hingga kini kasus hepatitis akut tersebut belum ditemukan di Kota Bandung.

"Belum, belum ada," kata Ahyani.

Meski demikian, pihaknya akan tetap meningkatkan kewaspadaan sesuai imbauan yang dikeluarkan oleh WHO.

Dalam imbauannya, WHO meminta seluruh dunia waspada atas kasus hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya.

Ahyani pun meminta warga Kota Bandung mewaspadai penularan penyakit ini. Di saat bersamaan, warga juga diimbau tetap tenang.

"Kita semua sedang waspada soal itu. Sekali lagi waspada, bukan panik. WHO itu tugasnya memang memberi warning kepada (berbagai) negara, hati-hati, sudah ada 12 negara yang melaporkan kejadian ini," terangnya.

Soal kasus hepatitis akut misterius yang sudah masuk dikategori kejadian luar biasa di dunia oleh WHO, Ahyani menyebut ada alasannya.

Baca Juga: Spoiler Drama Korea The Sound of Magic Episode 4 : Il Deung Mulai Bertanya Masa Depan yang Akan Dihadapinya

WHO punya latar belakang kuat. Sehingga, karena sudah masuk kategori luar biasa, publik wajib ekstra waspada.

Adapun langkah pencegahan perlu dilakukan agar meminimalisir potensi tertular dan menularkan.

"Jadi namanya penyakit menular dan kenapa WHO sampai menyampaikan kewaspadaan kejadian luar biasa, karena sudah dilaporkan di 12 negara. Apakah itu berdiri sendiri atau penularan berpindah, enggak tahu, makannya waspada di manapun," ucapnya.

Disinggung soal kesamaan penularan COVID-19 dengan hepatitis akut, Ahyani menjelaskan perbedaannya. COVID-19 bisa menular melalui napas, sedangkan hepatitis akut misterius ditularkan melalui mulut.

"Penyebarannya kalau COVID-19 lewat penularan napas, maka droplet, kita pakai masker supaya tidak masuk (tertular). Kalau (hepatitis akut) ini penyebarannya masuk ke mulut, makannya upaya yang menjaga agar perilaku kita dalam makan dan makanan yang masuk itulah yang harus dijaga," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat harus paham bagaimana cara pencegahan agar tidak tertular hepatitis akut tersebut.

Salah satu hal yang paling utama adalah menjaga perilaku makan.

"Masyarakat harus paham (penularan hepatitis akut) ini dapat terjadi bila kita tidak menjaga perilaku kita dalam makan, sebelum makan, menyiapkan makanan, dan memilih makanannya," katanya.

Kadinkes pun memaparkan gejala orang yang terpapar hepatitis akut tersebut. Dimulai dari mual hebat, sakit perut luar biasa, perubahan warna urine menjadi coklat seperti air teh, hingga feses berwarna pucat.

Baca Juga: Ratusan Ekor Sapi di Malang Terjangkit Virus PMK, Begini Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku

Sepintas, gejala Hepatitis akut misterius tersebut mirip seperti gejala hepertiitis pada umumnya. Namun ada gejala lain yang tergolong berat pada kasus hepatitis akut misterius ini, yaitu penurunan kesadaran.

"Ini kenapa harus jadi kewaspadaan karena ada beratnya, ada penurunan kesadaran atau kejang. Kalau ada gejala itu, jangan ditunda, segera ke faskes (fasilitas pelayanan kesehatan) untuk antisipasi itu," imbaunya.

Sementara itu, Kadinkes mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk menangani jika ada kasus hepatitis akut di Kota Bandung. Apa saja yang disiapkan?

"Fasilitas kesehatan disiapkan, gejala-gejala seperti ini harus disiapkan harus waspada, tidak boleh dianggap biasa. Rujukan, rumah sakit, dan lab disiapkan. Sudah, kita sudah lakukan sosialisasi ya," pungkasnya.***

Editor: Ajeng R H


Tags

Terkait

Terkini

x