Budayawan Sujiwo Tedjo Tiba-tiba Sebut Gus Mus dan Mbah Maimoen Zubair, Ternyata Ini Alasannya

- 17 Desember 2021, 20:30 WIB
Budayawan Sujiwo Tedjo Tiba-tiba Sebut Gus Mus dan Mbah Maimoen Zubair, Ternyata Ini Alasannya
Budayawan Sujiwo Tedjo Tiba-tiba Sebut Gus Mus dan Mbah Maimoen Zubair, Ternyata Ini Alasannya /Instagram.com/@president_jancukers

MANTRA PANDEGLANG - Budayawan nyentrik Sudjiwo Tedjo tiba-tiba menyebut dua tokoh ulama kharismatik melalui akun Twitternya.

Sudjiwo Tedjo menyebut nama KH Mustofa Bisri atau Gus Mus dan Mbah Maimoen Zubair atau Mbah Moen Sarang Rembang.

Ternyata budayawan Sudjiwo Tedjo menyebut nama Gus Mus dan Mbah Maimoen Zubair karena persoalan cium tangan.

Baca Juga: Menguak Misteri Karang Kursi di Pantai Karang Hawu yang Dikenal Sebagai Tempat Istirahat Soekarno

Menurut Sudjiwo Tedjo, Gus Mus sudah biasa mencium tangan Mbah Maimoen Zubair, namun menolak saat orang lain hendak mencium tangannya.

"Bukan cm Hakim yg bisa tidak adil. Ulama pun. Muridku ini contohnya. Giliran nyium tangan Mbah Maimoen ok. Giliran tangannya sendiri akan dicium umat dan aku, cepat2 ditariknya," ujar Sudjiwo Tedjo.

Ia lantas mengatakan dengan nada bercanda bahwa perilaku Gus Mus itu merupakan salah satu bentuk ketidak adilan.

"Gmn bangsamu akan maju kalau ketidak-adilan masih bisa muncul di mana2?," candanya.

Seperti diketahui, dalam tradisi dunia pesantren, mencium tangan orang alim atau ulama merupakan sebuah keberkahan.

Baca Juga: Henry Subiakto Janji Tahun Depan Akan Berhenti Jadi Pejabat Pemerintah, Netizen: Semoga Tak Ada Hoaks

Namun tidak sedikit orang atau ulama yang menolak tangannya dicium. Hal itu bukanlah karena dirinya merasa suci atau sikap sombong.

Justru itu adalah bentuk penghargaan pada orang yang akan mencium tangannya karena dianggap orang yang berilmu, juga pengakuan diri tidak pantas menerima penghormatan itu.

Salah satunya terjadi ketika salah satu murid kesayangan Mbah Maimoen Zubair yakni Gus Baha hendak mencium tangan Gus Mus.

Gus Mus yang mengakui kealiman serta keilmuan pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu menolak tangannya untuk dicium.

Begitulah akhlak para ulama dan tokoh yang pantas menjadi panutan bagi masyarakat, tidak merasa diri lebih dari yang lain.***

Editor: Andriana


Tags

Terkait

Terkini