MANTRA PANDEGLANG - Jelang Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 3 Maret 2022, terdapat beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan.
Sebagai tradisi yang sudah melekat pada masyarakat Hindu, Perayaan Hari Raya Nyepi didasarkan pada penanggalan atau kalender Saka.
Tidak seperti perayaan keagamaan lainnya, selama hari raya berlangsung, jalanan akan sepi, tidak ada aktivitas yang dilakukan, bahkan bandara dan toko pun ikut tutup selama perayaan Hari Raya Nyepi.
Meski dirayakan dengan berdiam diri, sebelum datangnya Hari Raya Nyepi, beragam rangkaian acara dilakukan umat Hindu untuk menyambut Hari Raya Nyepi.
Tahun Baru Saka memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari kebersamaan, hari toleransi, sekaligus hari kerukunan nasional.
Setiap tahun, umat Hindu merayakan Tahun Saka yang dilakukan dengan cara Nyepi selama 24 jam.
Hari Raya Nyepi sendiri adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka yang jatuh pada tanggal pertama atau kesatu bulan ke-10 dalam kalender Hindu.
Nyepi mengandung sebuah dialog spiritual yang dilakukan umat Hindu agar kehidupan selalu seimbang dan harmonis, sehingga ketenangan dan kedamaian hidup dapat terwujud.
Dirangkum mantrapandeglang.com dari berbagai sumber pasa Sabtu, 26 Februari 2022, berikut rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi yang harus kamu ketahui.
Selama Nyepi, umat Hindu melakukan rangkaian acara yang terdiri dari:
Upacara Melasti
Biasanya dilakukan selambat-lambatnya di Tilem Sore. Inti dari acara ini adalah menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Kegiatan ini dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuan, patirtan, dan segara.
Pelaksanaan melasti ini biasanya dilakukan dengan membawa arca, pretima, barong yang merupakan simbolis untuk memuja manifestasi Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak oleh umat Hindu menuju laut atau sumber air untuk memohon pembersihan dan tirta amertha (air suci kehidupan).
Tawur
Tawur memiliki arti dalam bahasa Jawa sama dengan saur, dalam bahasa Indonesia berarti memperhitungkan utang. Di setiap catus pata (perempatan) desa atau pemukiman mengandung lambang untuk menjaga keseimbangan.
Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi jatuh pada Penanggal Apisan Sasih Kedasa dilaksanakan selama 24 jam, dari matahari terbit pukul 06.00 pagi hingga pukul 06.00 pagi keesokan harinya.
Selama hari raya inilah umat Hindu tidak boleh melakukan berbagai aktivitas fisik selain yang berguna untuk penyucian jiwa.
Saat Nyepi, umat Hindu akan melaksanakan empat pantangan yang disebut dengan Catur Brata Penyepian.
Yaitu, Amati Geni, yang berarti tidak boleh menyalakan api, baik api fisik, maupun api dalam diri kita.
Berikutnya adalah Amati Karya, yang berarti kita tidak boleh bekerja atau melakukan aktivitas, kecuali bertujuan untuk penyucian diri, misalnya berdoa.
Pantangan ketiga adalah Amati Lelungan yang diambil dari kata 'lelunga' atau bepergian. Selama menjalani pantangan ini umat Hindu tidak boleh bepergian ke luar rumah.
Amati Geni
Ada empat berata pantangan yang wajib diikuti pada saat hari raya Nyepi, salah satunya adalah Amati Geni yang berarti berpantang api.
Ngembak Geni
Mulai dengan aktivitas baru yang didahului dengan mesima krama di lingkungan keluarga, warga terdekat (tetangga) dan dalam ruang yang lebih luas. Yadnya dilaksanakan karena kita ingin mencapai kebenaran.
Menghaturkan bhakti atau pemujaan
Kegiatan ini dilakukan di balai agung atau pura desa di setiap desa pakraman, setelah kembali dari mekiyis.***