Arsjad Rasjid Optimis Indonesia jadi Produsen Baterai Lithium dan Mobil Listrik Terbesar Dunia

15 April 2021, 21:00 WIB
Arsjad Rasjid Optimis Indonesia jadi Produsen Baterai Lithium dan Mobil Listrik Terbesar Dunia /tambang.co.id

MANTRA PANDEGLANG - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid yang merupakan calon ketua umum Kadin Indonesia periode 2021-2026, menyatakan bahwa pengembangan mobil listrik akan menimbulkan efek domino dan meningkatkan peran pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada industri otomotif dalam negeri.

Arsjad optimis bahwa Negara Indonesia telah dinilai akan menjadi salah satu produsen baterai lithium dan mobil listrik terbesar di dunia, seiring besarnya pasokan nikel untuk pembuatan baterai lithium yang menjadi bahan utama pengembangan mobil listrik.

Arsjad juga mengemukakan bahwa sesungguhnya Indonesia memiliki kandungan nikel yang luar biasa
banyak. Dan sudah seharusnya Indonesia menguasai salah satu pasok baretari lithium dan pengembangan mobil listrik dunia.

Baca Juga: My Hero Academia Chapter 309 Spoiler: Deku Mendapatkan Kekuatan Baru dari All Might

Baca Juga: Spoiler Solo Leveling Season 2 Bab 148, Sung Jinwoo dan Thomas Andre Menjadi Sorotan

“Indonesia punya kandungan nikel yang luar biasa banyak. Seharusnya Indonesia bisa menguasai salah satu rantai pasok baterai lithium dan pengembangan mobil listrik dunia,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid dalam keterangannya di Jakarta, sebagaimana dilansir mantrapandeglang.com dari antaranews.com pada Kamis, 15 April 2021.

“Apa yang telah dicanangkan Presiden Jokowi untuk mengembangkan industri baterai lithium dan mobil listrik adalah ide yang luar biasa. Kita harus siap kalau ingin berkembang dan berkompetisi. Kita bisa leading,” ujar Arsjad.

Namun, ia mengingatkan bahwa ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain terdepan dalam industri mobil listrik dunia.

Selain memiliki sumber daya alam melimpah berupa nikel, Indonesia juga harus memperlengkapi diri dengan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing tinggi, memanfaatkan komponen tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan membeli teknologi dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia.

“Kita beli teknologi dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia. Yang penting, di akhirnya adalah intellectual property milik Indonesia. TKDN, komponennya banyak di Indonesia dan cost baterai buatan Indonesia akan lebih kompetitif. Kita berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang kokoh,” ujar Arsjad.

Baca Juga: Black Clover Chapter 290 Spoiler: Zora dan Magna membantu Asta melawan Iblis Terkuat

Baca Juga: One Piece Chapter 1011 Spoiler: Luffy akan menggunakan Gear 5 melawan Kaido di Pertarungan Terakhir

Presiden Joko Widodo, telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Data Badan Geologi menyebutkan bahwa per tahun 2012, Indonesia memiliki 1,02 miliar ton dari total cadangan nikel, terutama berlokasi di Sulawesi dan Maluku.

Selain itu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2017, Indonesia mampu menghasilkan 2,12 juta ton nikel pig iron (NPI) dan 482.400 ton feronikel (FeNi) pada tahun 2017.***

Editor: Neng Tita Tania

Sumber: AntaraNews

Tags

Terkini

Terpopuler