Kultum Singkat Ramadhan 2022 Sambut Nuzulul Qur'an dengan Tema Kelezatan Membaca Al Quran

- 10 April 2022, 22:00 WIB
Kultum Singkat Ramadhan 2022 Sambut Nuzulul Qur'an dengan Tema Kelezatan Membaca Al Quran
Kultum Singkat Ramadhan 2022 Sambut Nuzulul Qur'an dengan Tema Kelezatan Membaca Al Quran /Pexels / Syahbaz Arkam.

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” [Quran Az-Zumar: 23]

Inilah pengaruh Alquran terhadap jiwa. Berbeda sekali dengan kebanyakan kita. Kita tidak membaca Alquran dengan tadabbur. Sehingga kita bingung mencari letak lezatnya dimana. Kita membacanya untuk bersegera menyelesaikannya. Ditambah lagi keterbatasan kita dalam memahami bahasa Arab. Karena itu, hendaknya seseorang melatih diri, bersungguh-sungguh untuk tadabbur.

Lihatlah al-Walid bin al-Mughirah, salah satu tokoh utama kafir Quraisy, merasakan nikmatnya Alquran. Nabi membacakan surat al-Fussilat kepadanya. Karena begitu luar biasanya Alquran, bergetarlah hati al-Walid. Ia letakkan jarinya di bibir nabi agar beliau berhenti membaca kalamullah.

Lalu al-Walid berkata kepada tokoh-tokoh kafir Quraisy,

وَمَاذَا أَقُوْلُ؟ فَوَاللهِ! مَا فِيْكُمْ رَجُلٌ أَعْلَمُ بِالْأَشْعَارِ مِنِّي، وَلَا أَعْلَمُ بِرَجَزٍ وَلَا بِقَصِيْدَةٍ مِنِّي، وَلَا بِأَشْعَارِ الجِنِّ، وَاللهِ! مَا يُشْبِهُ الَّذِيْ يَقُوْلُ شَيْئًا مِنْ هَذَا، وَوَاللهِ! إِنَّ لِقَوْلِهِ الَّذِيْ يَقُوْلُ حَلَاوَةً، وَإِنَّ عَلَيْهِ لَطَلَاوَةً، وَإِنَّهُ لَمُثْمِرُ أَعْلَاهُ مُغْدِقٌ أَسْفَلَهُ، وَإِنَّهُ لَيَعْلُوْ وَمَا يُعْلَى، وَإِنَّهُ لَيَحْطِمُ مَا تَحْتَهُ

“Apa menurutmu yang harus kukatakan pada mereka? Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah kalian orang yang lebih memahami syair Arab daripada aku. Tidak juga pengetahuan tentang rajaz dan qashidahnya yang mengungguli diriku. Tapi apa yang diucapkan Muhammad itu tidak serupa dengan ini semua. Juga bukan sihir jin. Demi Allah! Apa yang ia ucapkan (Alquran) itu manis. Memiliki thalawatan (kenikmatan, baik, dan ucapan yang diterima jiwa). Bagian atasnya berbuah, sedang bagian bawahnya begitu subur. Perkataannya begitu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya, serta menghantam apa yang ada dibawahnya.”

Luar biasa, lihatlah bagaimana tokoh kekafiran yang tidak beriman kepada Allah ini menyifati Alquran. Seseorang yang keras hatinya dan penuh kebencian terhadap Islam, tapi apa yang Allah turunkan memiliki kesan yang luar biasa baginya.

Tentu kita kaum muslimin juga ingin merasakan kesan yang mendalam saat membaca Alquran.

Adapun orang-orang shaleh, mereka membacanya dengan pelan, penuh perenungan, sehingga makna-makna Alquran itu begitu menancap di hati mereka. Allah Ta’ala berfirman,

Halaman:

Editor: Ajeng R H

Sumber: khotbahjumat.com


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah