Baca Juga: Bacaan Talqin Mayit Lengkap dengan Tata Cara dan Terjemah
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang beriman hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita merenung sejenak tentang sesuatu yang telah menimpa kita belakangan ini. Kita harus memahami bahwa kejadian yang menimpa penduduk bumi saat ini merupakan bagian dari paket penciptaan alam semesta itu sendiri. Sifat dari alam semesta adalah rusak dan menerima rusak.
Sedangkan yang memiliki sifat tetap dan abadi hanya Dzat Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam QS: Al-Qasshash: 8:
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dzat Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS Al-Qasshash: 8)
Alam raya ini, termasuk bumi dan penduduknya tidak pernah dalam kondisi yang utuh dan aman dari kerusakan (bencana) sepanjang masa. Kebaikan dan kerusakan (nikmat hidup dan musibah/kematian) ada dalam keseiringan dan melingkupi kehidupan manusia.
Keduanya datang silih berganti dengan tujuan menguji tingkat kualitas amal baik mamnusia.
Bagi manusia, musibah atau kesulitan dipahami sebagai peristiwa yang tidak diinginkan. Namun hal itu pasti akan melintasi perjalanan hidup manusia untuk menguji kesabaran agar mereka kembali mengingat Allah SWT.
Dalam QS: Al-Baqarah: 155-156 Allah berfirman: