Contoh Teks Kultum Ramadhan 2021, Aktualisasi Nilai-nilai Sholat

- 15 April 2021, 07:15 WIB
Contoh Teks Kultum Ramadhan 2021, Aktualisasi Nilai-nilai Sholat
Contoh Teks Kultum Ramadhan 2021, Aktualisasi Nilai-nilai Sholat /M. IRFAN ILMIE/Antara Foto/

MANTRA PANDEGLANG - Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Islam memanfaatkan momen ini dalam meningkatkan kualitas ibadah, memperbanyak baca Al quran, sholat sunnah, dan sering mendengarkan kajian ceramah atau kultum Ramadhan.

Kuliah tujuh menit (kultum) salah satu kegiatan khas di bulan Ramadhan biasanya dilaksanakan pada saat sebelum melaksanakan sholat tarawih atau setelah sholat wajib.

Berikut ini adalah contoh teks kultum Ramadhan 2021 tentang 'Aktualisasi Nilai-nilai Sholat' yang dirangkum mantrapandeglang.com dari berbagai sumber pada 15 April 2021.

Baca Juga: Berikut Link Twibbon Ramadhan 2021 ‘Marhaban Ya Ramadhan’ Beserta Cara Pembuatannya

Baca Juga: Update Kasus Covid-19: Tiga Kasus Terkonfirmasi, Warga Negara Papua Satu-satunya Infeksi Komunitas di Singapur

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. washolatu wassalamu ‘ala asrofil ammbiyai wal mursalin, wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. ‘amma ba’du.

Salah satu hadiah Rasulullah SAW di dalam perjalan isra dan mi’rajnya adalah sholat lima waktu. Hal tersebut dipertegas oleh Rasulullah di dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan, antara lain, al-Iman Muslim yang berbunyi:

“Dari Murra, dari Abdullah beliau berkata bahwa ketika rasulullah diisra’kan oleh Allah beliau tertahan (hanya bisa sampai) di Sidratil Muntaha, maka (pada saat itu) beliau dianugerahkan 3 hal; sholat lima waktu, ayat-ayat terakhir Al-Baqarah, dan ampunan bagi orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu”.

Di dalam Alquran ditemukan sejumlah ayat yang memerintahkan pelaksanaan sholat . Ayat –ayat tersebut pada umumnya diawali dengan kata terambil dari kata yang berarti berdiri, padahal tidak demikian. Para ulama berbeda pendapat tentang makna asal kata tersebut. Ada yang berpendapat ia terambil dari kata yang digambarkan tertancapnya tiang sehingga ia tegak lurus dan mantap. Ada juga yang mengatakan bahwa ia terambil dari kata yang melukiskan pelaksanaan sesuatu dengan giat dan benar. Betapapun beraneka pendapat tentang asal maknanya, tetapi tidak ditemukan seorang ulama pun yang memahaminya dalam arti berdiri atau mendirikan. Bahkan, kitab tafsir yang paling singkat dan sederhana pun, al-jalalin, menjelaskan kata dengan melaksanakan shalat berdasarkan hak-haknya, yakni dengan khusyuk sesuai syarat, rukun, dan sunnahnya, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini