Berikut 3 Tingkatan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Puasa Khusus

- 13 April 2021, 12:10 WIB
Ilustrasi, Berikut 3 Tingkatan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Puasa Khusus
Ilustrasi, Berikut 3 Tingkatan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Puasa Khusus /Pixabay.com/Dannysee/

MANTRA PANDEGLANG – Puasa Ramadhan merupakan kegiatan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit matahari hingga terbenam matahari.

Para ulama menjelaskan bahwa bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah karena ibadah yang dilakukan di bulan tersebut dilipat gandakan .

Selain itu, ulama juga menjelaskan bahwa puasa Ramadhan dibagi 3 yaitu puasa umum, puasa khusus, dan paling khusus, simak penjelasannya dibawah artikel. 

Baca Juga: 4 Resep Menu Sahur Puasa Ramadhan, Praktis dan Menyehatkan

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap Arab, Latin, dan Arti dalam Bahasa Indonesia

Sebagaimana dikutip mantrapandeglang.com dari kitab Ihya Ulumudin pada 13 April 2021, yang direkomendasikan oleh Imam Al-Ghazali.

Berikut penjelasan 3 tingkatan puasa ramadhan:

إعلم أن الصوم ثلاث درجات صوم العموم وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص:

1. وأما صوم العموم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة كما سبق تفصيله،

2. وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام،

3. وأما صوم خصوص الخصوص فصوم القلب عن الهضم الدنية والأفكار الدنيوية وكفه عما سوى الله عز وجل بالكلية ويحصل الفطر في هذا الصوم بالفكر فيما سوى الله عز وجل واليوم الآخر

Artinya,
“Ketahuilah bahwa puasa ada tiga tingkatan:
puasa umum, puasa khusus, dan puasa paling khusus.

1. Yang dimaksud puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat.

2. Puasa khusus adalah menahan pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari semua dosa.

3. Sementara puasa paling khusus adalah menahan hati agar tidak mendekati kehinaan, memikirkan dunia, dan memikirkan selain Allah SWT.

Untuk puasa yang ketiga ini (shaumu khususil khusus) disebut batal bila terlintas dalam hati pikiran selain Allah SWT dan hari akhir.”

Tiga tingkatan tersebut disusun berdasarkan sifat orang yang mengerjakan puasa tersebut.

Ada orang puasa hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi perbuatan maksiat tetap di lakukannya, Inilah puasa orang awam.

Pada umumnya, mereka mendefinisikan puasa sebatas menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa secara dzahir.

Hal ini berbeda dengan tingkatan kedua, yaitu puasanya orang-orang shaleh, Mereka lebih maju dibandingkan orang awam.

sebab mereka paham bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari melakukan dosa.
Percuma berpuasa, bila masih terus melakukan maksiat. Karenanya, kelompok ini menilai maksiat menjadi pembatal puasa.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap, Niat hingga Bacaan Doa, Arab, Latin, dan Artinya

Baca Juga: 3 Resep Menu Takjil yang Enak dan Mudah Dimasak di Rumah

Selanjutnya puasa paling khusus:

Puasa model ini hanya dikerjakan oleh orang-orang tertentu. Hanya sedikit orang yang sampai pada tahap ini.

Pasalnya, selain menahan lapar dan haus dan menahan diri untuk tidak bermaksiat, mereka juga memfokuskan pikirannya untuk selalu mengingat Allah SWT.

Bahkan, pikiran selain Allah SWT dan pikiran terhadap dunia dianggap merusak dan membatalkan puasa.

Dari tingkatan ini, umat Islam harus mengetahui bahwa ibadah puasa merupakan kesempatan terbesar untuk melatih diri supaya lebih baik dari sebelumnya.

Semoga puasa dibulan suci ramadhan ini tidak bersifat formalitas, tetapi juga bermanfaat dan berdampak positif.***

Editor: Neng Tita Tania


Tags

Terkait

Terkini