Hukum Canda Menurut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Lengkap dengan Dalilnya

- 7 April 2021, 10:00 WIB
Hukum Canda Menurut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Lengkap dengan Dalilnya
Hukum Canda Menurut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Lengkap dengan Dalilnya /PIXABAY/Samer Chidiac/

MANTRA PANDEGLANG - Pada dasarnya, hukum bercanda adalah mubah (boleh), selama materi candaan itu bersih dari semua yang terlarang atau diharamkan dalam agama, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bercanda.

Canda tawa merupakan irama kehidupan yang tidak mungkin terhindarkan, apalagi jika kita hidup ditengah masyarakat.

Tidak bisa dipungkiri, canda di saat-saat tertentu memang dibutuhkan untuk menciptakan suasana rileks dan santai guna mengendorkan urat syaraf, menghilangkan rasa pegal dan capek sehabis melakukan aktifitas yang menguras konsentrasi dan tenaga.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Sederhana Ini Dapat Membuat Kulit Sehat dan Bercahaya, Salah Satunya dengan Tidur Nyenyak

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 6 April 2021: Libra dan Scorpio, Bersiaplah untuk Masuk ke Jenjang yang Lebih Serius

Mengenai hukum canda, Al-'Iz bin Abdissalam rahimahullah berkata, "Jika ada yang bertanya, 'Bagaimana pendapat kalian tentang bercanda? Maka kami jawab, 'Bercanda boleh bila menimbulkan rasa nyaman, baik itu bagi orang yang mengajak bercanda, atau bagi orang yang diajak bercanda, atau bagi keduanya.

Imam Nawawi rahimahullah juga berpendapat senada sebagaimana disebutkan didalam kitab al-Adzkar (hlm. 581). Di situ, beliau rahimahullah menetapkan bahwa bercanda dengan tujuan merealisasikan kebaikan, atau untuk menghibur lawan atau untuk mencairkan suasana, maka itu tidak terlarang sama sekali, bahkan canda seperti ini termasuk sunnah yang mustahab (disukai).

Berikut ini beberapa dalil yang berkaitan dengan hukum canda, mengutip dari berbagai sumber pada Rabu, 7 April 2021:

1.Hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmizi dalam kitab Sunannya, dan dalam kitab asy-Syama'il al-Muhammadiyah. Menurut beliau hadits ini derajatnya hasan shahih, dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata:

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 6 April 2021: Libra dan Scorpio, Bersiaplah untuk Masuk ke Jenjang yang Lebih Serius


قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا؟ قَالَ: نَعَمْ غَيْرَ إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا

Para Sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau mencadai kami." Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Betul, akan tetapi saya tidak mengucapkan sesuatu kecuali yang benar.

2.Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan at-Tirmizi dari Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama Anas Radhiyallahu anhu , seorang laki-laki meminta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam agar dibawa serta di atas tunggangannya, lalu Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا حَامِلُكَ عَلَى وَلَدِ نَاقَةٍ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا أَصْنَعُ بِوَلَدِ نَاقَةٍ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَهَلْ تَلِدُ الْإِبِلَ إِلَّا النُّوقُ

"Aku akan membawamu dengan anak unta." Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah! Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Apakah ada unta yang tidak dilahirkan oleh unta betina."

Artinya semua unta itu adalah anak dari unta betina yang melahirkannya.

3.Hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Imam Muslim juga at-Tirmidzi dari Anas Radhiyallahu anhu , dia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selalu bergaul dan membaur bersama kami, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata kepada adikku yang masih kecil:

يَا أَبَا عُميرٍ مَا فَعلَ النُّغَيرُ

Wahai Abu Umair! Apakah yang telah dilakukan oleh an-nughair?

an-Nughair adalah burung kecil.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 6 April 2021: Libra dan Scorpio, Bersiaplah untuk Masuk ke Jenjang yang Lebih Serius

Hadit-hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semisal menunjukkan bahwa bercanda itu boleh, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para Ulama. Terkadang hukum mubah (boleh) ini bisa naik derajatnya menjadi mustahab (disunatkan) apabila maksudnya untuk merealisasikan sebuah kebaikan atau menghiburkan lawan bicara, sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Imam Nawawi di atas.

Al-Hafiz Ibn Hajar rahimahullah mengatakan, "Candaan yang bersih dari segala yang dilarang dalam agama hukumnya mubah. Apabila bertepatan dengan suatu kemaslahatan seperti bisa menghibur lawan bicara atau mencairkan suasana, maka hukumnya mustahab."

Izzuddin bin Abdissalam as-Syafi'i rahimahullah mengatakan, "Dahulu aku pernah ditanya tentang canda, materinya dan canda yang diperbolehkan, maka aku jawab, 'Canda disunnahkan diantara saudara, teman dan sahabat, karena canda bisa membuat hati senang dan suasana yang bersahabat, akan tetapi dengan syarat materi candaan tidak mengandung unsur tuduhan, ghibah dan tidak berlebihan sehingga bisa mengikis wibawa."

Dalam kitab al-Mausu'ah al-Kuwaitiyah (36/273) disebutkan bahwa bercanda tidak menghilangkan kesempurnaan, bahkan sebaliknya bercanda bisa menjadi pelengkap kesempurnaan jika sesuai dengan aturan syari'at. Misalnya, canda tapi tetap jujur tidak dusta, tujuannya untuk menarik dan menghibur orang-orang yang lemah, atau untuk menampakkan sikap lemah-lembut kepada mereka.

Baca Juga: Ikatan Cinta 7 April 2021: Sosok Cowok Elsa Bikin Nino Curiga, Mama Sarah Syok?

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bercanda, namun canda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersih dari segala yang terlarang dan tidak sering dalam rangka mewujudkan kemaslahatan. Canda yang seperti ini hukumnya sunnah. Karena hukum asal perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah wajib diikuti atau sunnah untuk diteladani kecuali ada dalil yang melarangnya. Dan dalam masalah canda ini tidak ada dalil yang melarang. Berdasarkan ini, maka jelas hukumnya sunnah sebagaimana yang dikatakan oleh para Ulama.

Berdasarkan nukilan perkataan para Ulama di atas diketahui bahwa bercanda hukum asalnya mubah, namun terkadang bisa menjadi sunnah bila bermaksud menghibur, terutama bila melihat teman atau saudara dalam keadaan susah atau murung.

Hal ini didukung dengan hadits dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , beliau Radhiyallahu anhu menceritakan bahwa anak Ummu Sulaim yaitu Abu Umair terkadang diajak canda oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang untuk mencandainya, akan tetapi Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mendapatinya sedang bersedih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya, "Ada apa dengan Abu Umair, saya melihatnya sedang bersedih?" Para Sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah! Burung kecil yang biasa dia ajak bermain mati." Lalu Rasulullahpun memanggilnya, "Wahai Abu Umair! Apa yang diperbuat oleh nughair?"

Apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam penggalan kisah di atas bertujuan meringankan beban kesedihan anak kecil yaitu Abu Umair Radhiyallahu anhu yang kehilangan burung kesayangannya.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Terkait

Terkini