Kisah Ki Cokrojoyo, Murid Sunan Kali Jaga, Karomah Gula Jadi Emas

14 April 2021, 20:30 WIB
Kisah Ki Cokrojoyo, Murid Sunan Kali Jaga, Karomah Gula Jadi Emas /Tangkapan layar YouTube/Harley Prayudha Channel

MANTRA PANDEGLANG - Pada saat itu Sunan Kalijaga syiar agama Islam di suatu daerah, beliau bertemu dengan seorang hamba Allah yang bernama Ki Cokrojoyo, istrinya bernama Rubiyah dan memiliki seorang putra bernama Joko Bedug, pekerjaan Ki Cokrojoyo menyadap gula kelapa.

Walau hanya dengan kehidupan yang sederhana keluarganya tentram dan bahagia, karena Ki Cokrojoyo dan keluarganya “ nrimo ing pandum ” dengan ketentramannya itu Ki Cokrojoyo senang bersenandung ( uro-uro ), dalam perjalanan syiarnya Kanjeng Sunan Kalijogo bertemu dengan Ki Cokrojoyo, yang akhirnya diajarkan Kalimat Dzikir yang dilantunkan dengan pujian.

Hari-hari Ki Cokrojoyo selalu pujian dengan kalimat yang diajarkan oleh Wali Allah Sunan Kalijoga, dan suatu saat keajaiban terjadi dengan amalan itu saat Ki Cokrojoyo mengambil hasil panennya yang dibuat gula kelapa. Tiba-tiba berobahlah gula kelapa itu menjadi emas, namun Ki Cokrojoyo tidak menjadi bangga malah beliau langsung bersiku dan berpamitan pada istri dan anaknya untuk mencari Kanjeng Sunan Kalijaga.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Hari ini 14 April 2021: Ada Mata Najwa dan Opera Van Java

Baca Juga: 3 Doa Rasulullah Menurut Hadist, Salah Satunya Meminta untuk Menetapkan Hati

Setelah ketemu Kanjeng Sunan Kalijaga menerima Ki Cokrojoyo di terima sebagai murid dan disuruhnya bertapa, yang dilakukannya selama satu tahun.

Setelah satu tahun Kanjeng Sunan Kalijaga teringat akan kondisi muridnya yang bertapa lalu dicarinya dalam pencarian tempat yang digunakan bertapa telah menjadi hutan alang-alang yang akhirnya dibakar oleh Kanjeng Sunan Kalijaga.

Setelah habis alang- alangnya barulah tampak Ki Cokrojoyo masih dalam kondisi bertapa dan gosong, karena terbakarnya dengan ilalang dan pada saat itu dibangunkannya Ki Cokrojoyo dengan ucapan salam Kanjeng Sunan Kalijaga yang akhirnya terbangun dan langsung sungkem ( sujud ) terhadap Gurunya.

Setelah itu Kanjeng Sunan Kalijaga memerintahkan untuk mandi dan menyuruh pulang menemui keluarganya, setelah ketemu keluarga diceritakannya segala kejadian pada istrinya dan anaknya.

Istri dan anak ikut bersyukur kehadirat Allah atas diselamatkannya Ki Cokrojoyo atas bimbingan Kanjeng Sunan Kalijoga.

Dari perjalanan itu diangkatlah derajat Ki Cokrojoyo di hadapan Allah menjadi Wali Allah, maka Ki Cokrojoyo di beri nama oleh Kanjeng Sunan Kalijogo menjadi Sunan Geseng untuk mengingat laku dan ketawadukannya terhadap Guru sehingga bisa mencapai derajat mulia.

Dan setelah itu di tugaskannya Sunan Geseng oleh Sunan Kalijaga untuk syiar Islam, khususnya mengajak masyarakat untuk bertauhid membaca dua kalimat syahadat yang terkenal ajakan Sunan Geseng yaitu masalah ( sasahidan ) membaca dua kalimah syahadat dan menjalankan ajaran Rosul Muhammad SAW.

Baca Juga: Kisah Sunan Bonang, sang Pangeran Majapahit yang Memilki Ilmu Tinggi

Baca Juga: Kumpulan Jadwal Buka Puasa Ramadhan Rabu 14 April 2021, Mulai dari Jakarta, Serang, hingga Pandeglang

Selain Sunan Geseng ada murid-murid Sunan Kalijaga yang terkenal lagi yaitu Sunan Bayat (Klaten), Syekh Jangkung (Pati) dan Ki Ageng Selo (Demak).

Sunan Geseng berdakwah dengan sangat santun dan arif, yaitu melakukan pendekatan budaya dengan masyarakat Jawa. Seperti yang di lakukan Gurunya Kanjeng Sunan Kalijaga.

Berdakwah dengan menggunakan wayang kulit, melakukan selamatan yang tujuannya untuk bersedekah dan muji syukur kehadirat Allah, serta memuliakan tamu-tamu santri, umat, masyarakat, pejabat yang diajak berdzikir dan puji-pujian.
Dengan cara itulah masyarakat jawa yang tadinya hindu, budha diajak menyeberang ke Islam.

Begitulah bijaknya Sunan Geseng Wali Allah tidak mematikan budaya-budaya yang baik dan luhur. Yang dilakukan dengan tidak melanggar aqidah dan syariat, tapi sangat ampuh untuk menyatukan, umat masyarakat.

Makam Sunan Geseng terletak di Dusun Jolosutro, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya kira-kira 2 km di sebelah kanan Jalan Yogyakarta-Wonosari Km. 14 (kalau datang dari Yogyakarta). Setiap tahun ada perayaan dari warga setempat untuk menghormati Sunan Geseng. Selain di dekat Pantai Parangtritis, Jogjakarta, makam Sunan Geseng juga dipercaya terdapat di sebuah desa yang bernama Desa Tirto, di kaki Gunung Andong-dekat Gungung Telomoyo-secara administratif di bawah Kecamaan Grabag, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Baca Juga: 3 Doa Jibril Diaminkan Rasulullah yang Akan Bertampak Buruk pada Manusia

Masyarakat sekitar makam khususnya, dan Grabag pada umumnya, sangat mempercayai bahwa makam yang ada di puncak bukit dengan bangunan cungkup dan makam di dalamnya adalah sarean (makam) Sunan Geseng.

Pada Bulan Ramadhan, pada hari ke-20 malam masyarakat banyak yang berkumpul di sekitar makam untuk bermunajat. Selain itu, di Desa Kleteran (terletak di bawah Desa Tirto) juga terdapat sebuah Pondo Pesantren yang dinamai Ponpes Sunan Geseng.***

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler