Ilmuwan Thailand Kembangkan Vaksin Covid-19 Buatan Sendiri di Tengah Gelombang Kedua

- 21 Januari 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pexels.com/Nataliya Vaitkevich


MANTRA PANDEGLANG - Saat pemerintah Thailand berlomba untuk mendapatkan lebih banyak vaksin Covid-19 dari berbagai sumber, sekelompok ilmuwan medis sedang mempersiapkan uji klinis pertama dari pengobatan rumahan yang mereka kembangkan untuk melawan pandemi.

Pada bulan April, mereka berharap dapat menyuntikkan 72 sukarelawan berusia antara 18 dan 75 tahun dengan ChulaCov19 - vaksin yang sedang dikembangkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn di Bangkok untuk melawan penyakit menular.

“Kami akan menyuntikkan sukarelawan pertama kami pada bulan April, mungkin sekitar akhir bulan. Dalam dua bulan, kita akan mengetahui hasil dari Tahap 1, yang akan menunjukkan dosis yang tepat, ”kata Kiat Ruxrungtham, profesor kedokteran dan direktur pusat penelitian vaksin Universitas Chulalongkorn-Chula VRC, seperti dikutip dari CNA.

Baca Juga: Apa yang Diharapkan Orang Arab di Kepemimpinan di Era Biden?

Secara global, ada beberapa jenis teknologi vaksin yang digunakan untuk Covid-19. ChulaCov19 menggunakan Messenger RNA atau mRNA, yang memungkinkan tubuh memproduksi protein yang memicu respons imun terhadap virus.

Teknologi tersebut digunakan oleh perusahaan farmasi terkemuka seperti Moderna, Pfizer dan BioNTech. Mereka telah merilis data yang didukung oleh uji klinis skala besar yang menunjukkan bahwa vaksin mereka lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah penyakit pada manusia.

Jenis lain termasuk teknologi vektor virus, yang digunakan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, dan vaksin yang tidak aktif seperti CoronaVac oleh Biotek Sinovac China.

“Kami memilih mRNA karena kami yakin ini adalah teknologi masa depan. Juga telah dibuktikan bahwa teknologi ini berkembang paling cepat dan melaporkan kemanjuran 94 persen hingga 95 persen pada manusia, yang merupakan tingkat tertinggi, ”kata Kiat kepada CNA.

Timnya berharap untuk menyelesaikan Tahap 1 pada bulan Juni. Mereka kemudian akan melanjutkan ke Tahap 2 dan kemudian Tahap 2B dengan masing-masing 600 dan 5.000 sukarelawan. Jika semua berjalan sesuai rencana, Kiat menambahkan, ChulaCov19 dapat diproduksi di Thailand pada akhir tahun ini.

“Kami melakukan dua hal secara paralel. Kami menyewa pabrik di luar negeri untuk memproduksi vaksin untuk pengujian pada relawan dan sekaligus menyiapkan pabrik di Thailand untuk pembuatannya akhir tahun ini, ”ujarnya.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x