Peneliti Turki: Vaksin COVID-19 Sinovac China 91,25 Persen Efektif dalam Uji Coba Terakhir

- 25 Desember 2020, 14:13 WIB
Peneliti Turki menyebut vaksin virus corona Sinovac China hanya 91,25 persen efektif pada uji coba terakhir.*
Peneliti Turki menyebut vaksin virus corona Sinovac China hanya 91,25 persen efektif pada uji coba terakhir.* /NY Times

MANTRA PANDEGLANG - Vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China memperlihatkan keberhasilannya efektif hanya membuahkan hasil sekitar 91,25 persen menurut data sementara dari uji coba tahap akhir di Turki.

Hasil tersebut berpotensi jauh lebih baik daripada yang dilaporkan dari uji coba vaksin terpisah di Brasil.

Peneliti Turki mengatakan pada Kamis, 24 Desember tidak ada efek samping utama yang terlihat selama percobaan mereka, selain dari satu orang yang memiliki reaksi alergi. Efek samping yang umum disebabkan oleh vaksin tersebut adalah demam, nyeri ringan dan sedikit kelelahan, kata mereka.

Baca Juga: Vaksin Virus Corona China Siap Mengisi Kekosongan, tetapi Apakah Akan Berhasil?

Para peneliti di Brasil, yang juga menjalankan uji coba terakhir fase 3 vaksin, mengatakan pada hari Rabu suntikan itu lebih dari 50 persen efektif, tetapi menahan hasil penuh atas permintaan perusahaan, menimbulkan pertanyaan tentang transparansi.

Uji coba Turki dimulai pada 14 September dan telah melibatkan lebih dari 7.000 sukarelawan, kata para peneliti, menambahkan hasil yang diumumkan pada Kamis didasarkan pada data dari 1.322 orang.

Dikutip dari CNA Sinovac adalah pembuat vaksin China pertama yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir, mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca bulan lalu.

Para peneliti Turki, berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengatakan 26 dari 29 orang yang terinfeksi selama uji coba diberi plasebo, menambahkan uji coba akan berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.

"Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) pada orang-orang Turki," kata Koca, menambahkan Ankara akan menggunakan data tersebut untuk melisensikan vaksin tersebut.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA


Tags

Terkait

Terkini