Network
Menurut kepercayaan kitab ini sempat direbut oleh Nini Pelet dan digunakannya untuk perbuatan jahat sehingga Nini Pelet mampu menaklukkan banyak laki-laki termasuk raja-raja Jawa pada zaman dulu karena ilmu dan ajian yang terdapat dalam kitab buatan Ki Buyut Mangun Tapa.
Nama Jaran Goyang diambil dari sebuah pengamatan terhadap binatang yang saat itu menjadi alat transportasi dan dijadikan simbol kejantanan laki-laki yaitu kuda yang dalam bahasa Jawa disebut jaran.
Baca Juga: Mitos Mencukur Bulu Alis hingga Botak, Bisa Lihat Kuntilanak dan Tuyul, Pernah Coba?
Jaran goyang adalah artinya kuda yang bergoyang-goyang, perilaku ini adalah perilaku kuda jantan yang sedang memamerkan kejantanan dan kegagahannya di hadapan kuda betina.
Sehingga dengan bergoyang dan mengibaskan ekornya maka dianggap bahwa hal tersebut adalah usaha seekor kuda jantan yang sedang merayu kuda betina.
Oleh karena itu Ki Buyut Mangun Tapa menambahkan ilmu pengasihan yang ia ciptakan menjadi ajian jaran goyang.
Saat itu tujuan Ki Buyut Mangun Tapa menciptakan ilmu pelet jaran goyang bertujuan untuk mengikat hubungan suami istri agar tidak selingkuh dan saat istrinya ditinggal berjuang tetap setia menunggu suami pulang dengan tidak mudah dirayu oleh laki-laki lain.
Selain itu juga untuk membantu para pemuda yang kehilangan pujaan hatinya karena diguna-guna oleh orang lain menggunakan ilmu pelet seperti semar mesem.
Namun karena terdengar keampuhanya dapat mengalahkan ilmu pengasihan yang ada di tanah Jawa tersebut sehingga menimbulkan niat jahat.
Seorang nenek yang terasing dalam sebuah gunung dan ingin mencari pemuda-pemuda desa sehingga berusaha merebut ilmu tersebut.
