Nyi Roro Kidul Beri Pesan Peringatan, Ada Tsunami Setinggi 23 Meter di Pantai Tulungagung

- 3 Januari 2022, 11:30 WIB
Terbongkar, Nyi Roro Kidul Ternyata Putri Raja yang Terkena Sihir dan Diusir dari Istana, Begini Kisahnya./*
Terbongkar, Nyi Roro Kidul Ternyata Putri Raja yang Terkena Sihir dan Diusir dari Istana, Begini Kisahnya./* //* Mantra Pandeglang/Tangkapan Layar Instagram.com/ @hidayattuner

MANTRA PANDEGLANG - Berikut ini adalah pesan Nyi Roro Kidul yang beri peringatan bahwa akan ada tsunami setinggi 23 meter di Pantai Tulungagung.

Saat itu warga dihebohkan dengan seseorang yang memberi pesan, yang isinya adalah pesan peringatan dari Nyi Roro Kidul.

Hal tersebut sontak mbuat warga gelisah, karena hal tersebut berkaitan dengan Nyi Roro Kidul.

Baca Juga: Shopee Rayakan 12.12 Birthday Sale bersama Seluruh Ekosistem dengan Peningkatan Kunjungan 6 Kali Lipat

Dilansir mantrapandeglang.com dari video yang dilihat di kanal YouTube inidia misteripedia pada Senin, 3 Januari 2022 berikut kisahnya.

Warga Pantai Sine di desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dibuat ketakutan karena datangnya isu tsunami pada Jumat 2 Juli 2021.

Isu itu beredar lewat kekejaman suara yang menyebar luas lewat grup-grup WhatsApp.

Di dalam rekaman itu seorang perempuan mengirim pesan suara kepada temannya yang dipanggilnya dengan Dit.

Menurut perempuan itu Nyi Roro Kidul yang diyakini penguasa laut Selatan datang ke dusun Batang Desa Banyuurip Kecamatan Kalidawir.

Nyi Roro Kidul itu merasuki seorang warga yang bernama Nikah (samaran), lalu memberikan peringatan datangnya tsunami pada Jumat tanggal 2 Juli.

Kemudian warga yang percaya disuruh ngungsi, kalau tidak percaya tidak apa-apa, hanya mengingatkan ucap perempuan dalam rekaman itu.

Tsunami itu disebut setinggi 23 m dan sampai ke ketinggian Tumpak Serut, sosok perempuan dalam rekaman itu menegaskan dirinya hanya menyampaikan apa yang disampaikan Nyi Roro Kidul lewat utusannya.

Sontak rekaman itu membuat warga gempar dan dilanda ketakutan, sejak kamsi 1 Juli, malam banyak warga yang mengungsi di gardu pandang yang ada di atas gunung.

Di atas Pantai Sine kepala desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir mengakui jika warganya dilanda kepanikan karena termakan isu itu.

Mereka berupaya menyelamatkan diri, khawatir isu tsunami yang konon dari Nyi Roro Kidul itu terjadi sungguhan.

Dengan mencoba meredam gejolak warga meyakinkan tsunami tidak akan terjadi polisi juga turun melakukan penjagaan ucap Hasyim.

Asyim pun berinisiatif datang ke dusun Barang Desa Banyuurip untuk menemui orang yang menyebar isu itu.

Baca Juga: 3 Asal Usul Nyi Roro Kidul yang Paling Masuk Akal, Salah Satunya Berhubungan dengan Ratu Bilqis

Rombongan perangkat dan tokoh Kalibatur berhasil menemui sosok yang membuat rekaman itu, namun saat dimintai keterangan orang itu tidak bisa menunjukkan bukti rekaman nya.

"Identitasnya saya lupa tapi setelah kami temui dia tidak bisa mempertanggungjawabkan," ucapannya.

Situasi di Pantai Sine kembali reda dan masyarakat beraktivitas seperti biasa.

Pantai Sine adalah pantai dengan ratusan rumah warga di dak jauh dari bibir pantai, karena itu warga di lokasi ini sangat sensitif dengan isu tsunami.

Bukan kali ini saja mereka kalang kabut meninggalkan permukiman karena isu tsunami itu, pada tahun 2018 lalu di Cilacap tersebar banner supaya tidak melakukan sedekah laut atau larung sesaji di laut selatan.

Salah satu bannernya bertuliskan jangan larung sesaji karena bisa tsunami, banner-banner yang lain tertulis hal senada, yang intinya himbauan supaya tidak melakukan larung sesaji di laut.

Banner itu dipasang oleh sebuah ormas di Cilacap, intinya adalah sebuah pesan seorang muslim tidak perlu melakukan sedekah laut seperti itu karena itu adalah perbuatan yang kurang tepat dan sia-sia.

Lalu benarkah larung sesaji itu dapat membuat tsunami-tsunami atau bencana alam, itu adalah kehendak Allah subhanahu wa ta'ala, sebagai ujian dan azab bagi manusia.

Nah konon latar belakang banner larung sesaji bisa tsunami ini dikaitkan dengan tsunami Palu pada 28-9-2018.

Sebelum terjadi tsunami di Palu ada acara ritual Balia, nah atas dasar itu di Cilacap pun dipasang banner larung sesaji bisa tsunami.

Allah subhanahuwata'ala menimpakan bencana karena beberapa hal seperti dosa yang sangat besar, kedurhakaan dan kezaliman, perusakan alam, pemimpin yang zalim, orang baik yang diam, dan teguran agar manusia bertaubat.

Baca Juga: 4 Mitos Kokohkan Nyi Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan, Sedekah Laut Salah Satunya

Semoga Allah melindungi kita dari segala macam bahaya dan mushibah Aamiin.

Dalam Bahtsul masa'il dijelaskan apa sih hukumnya sedekah laut itu, apakah itu termasuk perbuatan Syirik dan mubazir?

Nah sedekah laut ini berkaitan dengan akidah dan fikih, secara akidah dijelaskan dalam Bahtsul masa'il bahwa fenomena ini bisa jadi dihukumi haram bila mengandung unsur kemusyrikan atau Syirik.

Sebagaimana pernah diputuskan dalam Muktamar NU kelima pada tahun 1930 masehi atau 1349 Hijriah di Pekalongan, perihal peringatan sedekah bumi atau jin penjaga Desa.

Tetapi fenomena ini bisa jadi dihukumi mubah bila upacara dengan melakukan penyembelihan hewan tertentu dimaknai atau diniatkan, sebagai taqarrub kepada Allah untuk mengusir Jin jahat atau makhluk penguasa laut.

Namun ketika penyembelihan hewan itu diniatkan untuk menyenangkan jin penguasa laut, maka hal ini dihukumi haram.

Nah dari sisi fiqih meninjau, apakah sedekah laut termasuk perbuatan mubadzir? Ulama memberikan catatan bahwa tindakan tabdzir dengan menyia-nyiakan sedikit harta dihukumi makruh.

Kesimpulannya bahwa fenomena sedekah laut atau sedekah bumi bisa dilihat dari niat mereka yang melakukannya, karena ini berurusan dengan masalah keyakinan aqidah tauhid keimanan.

Dan seberapa sering upacara ini dilakukan karena berkaitan dengan dana dalam pengertian Inda Abdul Malik atau tindakan tabdzir yaitu dengan harta yang Makruh dalam agama.

Lain soal ketika barang-barang yang dilalui itu seperti ayam, sayur-sayuran segar, dan buah-buahan dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan dan sebagian masyarakat yang hadir, makaa ini bernilai ibadah.

Jadi upacara sedekah laut Ini mengandung banyak kemungkinan sesuai dengan praktiknya di lapangan, nah begitulah menurut Bahtsul masa'il.

Lalu apa yang terjadi jika tidak ada larung sesaji di Laut Selatan Jawa? Ya tidak akan terjadi apa-apa, bahkan jika dibandingkan dengan sedekah kepada orang yang membutuhkan hal ini malah jauh lebih baik.

Bagaimana sikap kita sebagai masyarakat Indonesia yang tidak bisa lepas dari tradisi semacam ini? Kita harus tetap menghormati kepercayaan mereka.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih


Tags

Terkait

Terkini