Sejarah Mistis Orang-orangan Sawah: Ada Kisah Menyeramkan Dibaliknya

- 3 Januari 2022, 10:45 WIB
Ilustrasi Sawah, Ladang, Pertanian, Musim Hujan
Ilustrasi Sawah, Ladang, Pertanian, Musim Hujan /Pixabay/

MANTRA PANDEGLANG - Orang-orangan sawah identik dengan daerah pedesaan.

Biasanya orang-orangan sawah digunakan para petani untuk menakut-nakuti hewan.

Hal itu membuat orang-orangan sawah banyak dibuat di berbagai daerah.

Baca Juga: Shopee Rayakan 12.12 Birthday Sale bersama Seluruh Ekosistem dengan Peningkatan Kunjungan 6 Kali Lipat

Dengan menggunakan media orang-orangan sawah, akan membantu para petani agar perkebunan miliknya lebih aman.

Namun siapa sangka, ternyata orang-orangan sawah memiliki kisah yang menyeramkan.

Dirangkum mantrapandeglang.com dari berbagai sumber pada Senin, 3 Januari 2022 berikut sejarah orang-orangan sawah.

Orang-orangan sawah atau di daerah Sunda disebut 'bebegig' merupakan media yang digunakan oleh para petani untuk menakut-nakuti berbagai hewan.

Hewan tersebut biasanya burung puyuh, gagak, pipit, dan berbagai hewan lainnya.

Dengan menggunakan media ini, sawah atau ladang yang ditanami berbagai macam tanaman akan lebih aman.

Harapannya, agar saat panen tanaman tersebut masih tetap menguntungkan bagi si petani.

Biasanya orang-orangan sawah ini dibuat menyerupai manusia.

Tujuannya agar hewan yang melihatnya beranggapan bahwa itu adalah pemilik lahan tersebut.

Orang-orangan sawah ini bisanya berbentuk tubuh manusia namun terbuat dari berbagai macam benda seperti kain, atau plastik.

Umumnya orang-orangan sawah ini terdiri dari kepala, tangan dan kaki yang dibuat persis seperti manusia.

Kemudian diberikan baju dan topi yang menyerupai manusia.

Namun terkadang ada juga yang membuat orang-orangan ini lebih menyeramkan.

Misalnya bambu yang dirangkai dan dibentuk mirip seperti jelangkung dengan kepala yang terbuat dari batok kelapa.

Kemudian orang-orangan sawah tersebut dihiasi dengan jubah plastik agar saat angin berhembus, si orang-orangan sawah tersebut bergerak.

Apabila dilihat saat malam hari, orang-orangan sawah akan lebih menyeramkan jika dibuat dari media yang berwarna putih.

Konon, menurut cerita rakyat orang-orangan sawah akan bergerak di malam hari.

Bergerak disini bukan bergerak karena angin, melainkan menurut cerita, orang-orangan tersebut bisa berubah menjadi sosok hantu yang menjaga ladang si pemilik.

Menurut cerita, orang-orangan sawah sudah ada sejak 3000 tahun lalu, yakni di peradaban Mesir kuno.

Dimana pemukiman terbesar yang ada di sekitar sungai Nil sangat maju.

Orang-orangan sawah digunakan untuk membantu ladang gandum dari gangguan burung puyuh yang sering menjadi hama di setiap masa panen.

Tekhnik orang-orangan sawah sebagai penjaga ladang, kemudian menyebar di seluruh Eropa.

Sekitar 2500 tahun yang lalu orang-orangan sawah digunakan oleh para petani Yunani dan Romawi untuk menjaga ladang anggur mereka.

Saat itu orang-orangan sawah berbentuk menyerupai Priapus, yang merupakan anak dari Aprodhite.

Dewa Priapus dianggap memiliki rupa yang buruk, sehingga dianggap memiliki tampilan yang cukup untuk menakuti hama burung.

Meskipun demikian, Dewa Priapus juga saat itu dipercaya menjadi penjaga kebun dan ternak yang baik.

Demikian sejarah orang-orangan sawah dan kisah seram dibaliknya.

Semoga artikel ini bermanfaat.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah