Menguak Misteri Pembangunan Jembatan Cirahong; Jembatan yang Meminta Tumbal Pengantin Baru

- 15 Desember 2021, 05:30 WIB
Jembatan Cirahong yang menghubungkan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis saat dilalui Kereta Api.
Jembatan Cirahong yang menghubungkan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis saat dilalui Kereta Api. /kabar-priangan.com/Helma A/

MANTRA PANDEGLANG - Jembatan Cirahong merupakan bekas jembatan kereta api yang terletak di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan kabupaten Ciamis, tepatnya di daerah Manonjaya, Tasikmalaya.

Jembatan Cirahong melintasi Sungai Citanduy yang merupakan perbatasan dari kedua kota tersebut.

Selain itu jembatan Cirahong ini merupakan jalur alternatif dari arah Tasikmalaya menuju Ciamis melalui Manonjaya.

Baca Juga: Fakta Penglaris Kafan yang Perlu Diketahui, Mulai Diludahi Pocong Hingga Penyedap Masakan Berkomposisi Dosa

Baca Juga: 5 Gunung Paling Angker dan Menyeramkan di Jawa Barat, Salah Satunya Gunung Ciremai Kuningan dan Majalengka

Jembatan Cirahong memiliki Panjang 202 meter ini menjadi jalur tetap bagi kereta api yang keluar atau menuju Stasiun Manonjaya Daerah Operasi 2 Bandung.

Jembatan ini pun cukup unik, karena memiliki dua fungsi. Dibagian atas berfungsi sebagai perlintasan kereta api, sedangkan bagian bawah berfungsi sebagai lalu lintas kendaraan.

Namun Dibalik kemegahan dan keunikan Jembatan Cirahong, tersimpan sebuah kisah mistis di awal pembangunannya.

Bahkan di awal pembangunannya, penunggu Sungai Citanduy sampai meminta tumbal sepasang pengantin baru untuk pembangunan Jembatan Cirahong.

Dikutip mantrapandeglang.com dari buku Kisah Tanah Jawa pada Rabu, 15 Desember 2021, berikut kisah lengkapnya.

Dikisahkan ketika Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia hendak membangun sebuah jembatan kereta api sebagai sarana transportasi yang menghubungkan antara jalur timur dan selatan.

Perwakitan Hindia Belanda kemudian mendatangi salah seorang sesepuh desa bernama Sukasna. Sukasna mengatakan bahwa pembangunan tersebut tidak akan berjalan lancar karena terkendala hal-hal mistis.

Pemerintah Hindia Belanda tak langsung percaya dan hanya dianggap sebagai bualan belaka.

Baca Juga: Misteri Nyai Roro Kidul Dibalik Keindahan Pantai Karang Hawu Cisolok Sukabumi yang Belum Diketahui

Namun saat pembangunan mulai terlaksana, banyak terjadi gangguan yang tidak dapat dicerna nalar.

Sungai Citanduy sering tiba-tiba menjadi banjir padahal tidak ada hujan. Hal ini menyulitkan dalam proses pemasangan pondasi jembatan.

Pihak Hindia Belanda kemudian kembali menghubungi Sukasna dan meminta bantuan.

Sukasna mencoba berkomunikasi dengan sosok gaib penunggu Sungai Citanduy.

Diketahui bahwa lokasi yang akan digunakan sebagai tempat membangun jembatan kereta api dihuni oleh sepasang siluman ular bernama Nyai odah dan Aki Boh’ang.

Siluman tersebut mengaku terganggu karena manusia mengganggu kediamannya tanpa ijin.

Sukasna mencoba bermediasi, Nyai Odah dan Aki Boh’ang memberikan satu syarat dan berjanji akan menjaga Jembatan Cirahong hingga dapat tetap berdiri sampai ratusan tahun.

Syarat tersebut yaitu tumbal sepasang pengantin cantik dan tampan yang perawan dan perjaka untuk diangkat sebagai anak mereka. Syarat kemudian disampaikan kepada pihak Hindia Belanda.

Baca Juga: Mitos Nyi Roro Kidul Versi Banten Kidul, Kalahkan Para Pangeran Muda hingga Dijuluki 'Penguasa Laut Selatan'

Sangat kebetulan saat itu tersiar kabar bahwa ada buruh pekerja Jembatan Cirahong yang akan melangsungkan pernikahan.

Rencana jahat kemudian diatur oleh Hindia Belanda. Para centeng dipersiapkan untuk menculik pasangan pengantin baru itu.

Selesai melangsungkan akad, sepasang pengantin baru kemudian dijemput oleh para centeng Belnada dengan dalih diundang oleh pemimpin proyek pembangunan jembatan untuk menyerahkan hadiah pernikahan.

Sepasang pengantin ini lalu dibawa ke lokasi pengecoran Pondasi jembatan di tengah sungai.

Menjelang maghrib semua ubo rampe dan sesaji telah diletakkan di dasar Pondasi.

Selanjutnya dalam posisi terikat, pasangan pengantin dimasukkan dalam lubang pondasi.

Saat tidak ada satupun orang pekerja yang tahu, mereka disuruh lembur untuk mengecor jembatan selagi sungai sedang tidak banjir.

Baca Juga: Misteri Ular Tak Berujung di Jalan Raya Lengkong Sukabumi

Dari atas, adonan semen, batu, dan pasir digelontorkan ke bawah hingga menimpa sepasang pengantin baru tersebut.

Akhir cinta yang tragis untuk pasangan kekasih tersebut, mereka ditumbalkan untuk pembangunan Jembatan Cirahong. Jasad mereka terkubur dalam adonan semen hampa udara.

Menurut hasil retrokognisi, sukma pasangan tersebut hingga kini masih terperangkap di alam astral.

Tidak terima dengan perlakuan yang mereka alami. Sukma sang pengantin mendiami pondasi bagian tengah Jembatan.

Sedangkan Nyai Odah dan Aki Boh’ang mendiami pondasi samping kanan dan kiri Jembatan Cirahong.

Itulah kisah misteri pembangunan Jembatan Cirahong, Jembatan yang Meminta Tumbal Pengantin Baru.

Bahkan hingga kini masyarakat masih meyakini bahwa jembatan itu angker bahkan hingga malam hari. ***

Editor: Andriana

Sumber: Buku Kisah Tanah Jawa


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah