Siluman tersebut mengaku terganggu karena manusia mengganggu kediamannya tanpa ijin.
Sukasna mencoba bermediasi, Nyai Odah dan Aki Boh’ang memberikan satu syarat dan berjanji akan menjaga Jembatan Cirahong hingga dapat tetap berdiri sampai ratusan tahun.
Syarat tersebut yaitu tumbal sepasang pengantin cantik dan tampan yang perawan dan perjaka untuk diangkat sebagai anak mereka. Syarat kemudian disampaikan kepada pihak Hindia Belanda.
Sangat kebetulan saat itu tersiar kabar bahwa ada buruh pekerja Jembatan Cirahong yang akan melangsungkan pernikahan.
Rencana jahat kemudian diatur oleh Hindia Belanda. Para centeng dipersiapkan untuk menculik pasangan pengantin baru itu.
Selesai melangsungkan akad, sepasang pengantin baru kemudian dijemput oleh para centeng Belnada dengan dalih diundang oleh pemimpin proyek pembangunan jembatan untuk menyerahkan hadiah pernikahan.
Sepasang pengantin ini lalu dibawa ke lokasi pengecoran Pondasi jembatan di tengah sungai.
Menjelang maghrib semua ubo rampe dan sesaji telah diletakkan di dasar Pondasi.
Selanjutnya dalam posisi terikat, pasangan pengantin dimasukkan dalam lubang pondasi.