Misteri Legenda Nini Pelet Gunung Ciremai Penguasa Mantra Ajian Pengasihan Jaran Goyang yang Paling Ampuh

13 Januari 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi Nini Pelet /Tangkapan layar YouTube Kisah Inspiratif/

MANTRA PANDEGLANG - Misteri legenda Nini Pelet Gunung Ciremai yang merupakan penguasa mantra ajian Jaran Goyang.

Seperti diketahui, ajian pelet atau pengasihan jaran goyang disebut-sebut sebagai salah satu pelet paling ampuh yang berada di tanah air.

Namun tahukah ternyata ajian pelet atau pengasihan jaran goyang memiliki hubungan yang erat dengan Nini Pelet di Gunung Ciremai yang sangat melegenda.

Baca Juga: Pelet Jawa Kuno Asmoro Wengi yang Bisa Bikin Wanita Klepek-klepek, Tanpa Ritual dan Puasa

Baca Juga: Lakukan Ilmu Pelet Malam ini, Niscaya Dia Mengingat Anda dan Jatuh Cinta

Gunung Ciremai di Kabupaten Cirebon merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan tingginya mencapai 3078 meter diatas permukaan laut. Gunung ini meliputi tiga wilayah kabupaten yaitu Cirebon, Kuningan dan Majalengka.

Selain pesona alamnya yang indah, gunung ini kaya dengan mitos dan hal-hal yang berbau mistis salah satunya legenda Nini Pelet.

Dirangkum mantrapandeglang.com dari kanal YouTube Kisah Inspiratif, Nini Pelet digambarkan sebagai siluman yang berkuasa dan merupakan penghuni Gunung Ciremai.

Masyarakat yang tinggal disekitar gunung ini misalnya warga Kuningan dan Linggarjati sampai sekarang masih meyakini keberadaan Nini Pelet.

Mereka percaya Gunung Ciremai merupakan singgasana sang Nini, karenanya banyak pantangan yang harus dipatuhi oleh mereka yang hendak mendaki gunung Ciremai jika tidak ingin terjadi apa-apa.

Salah satu pantangan itu adalah tidak boleh buang air kecil sembarangan, tabu bagi pendaki kencing di sembarang tempat karena takut terjadi apa-apa, sehingga para pendaki memilih kencing kedalam botol mineral.

Karena itulah sepanjang perjalanan naik ke puncak Ciremai nampak pemandangan unik banyak botol plastik berisi air seni digantungkan di rerantingan pohon.

Selain itu, sepanjang jalur pendakian di beberapa pos tertentu yang dianggap wingit, pendaki wajib mengucapkan salam dan menginjak tanah tiga kali, sebab selain Nini Pelet banyak yang meyakini Ciremai juga dihuni beberapa siluman lain yang suka usil dan mengganggu pendaki.

Baca Juga: Mujarab, Inilah Pelet Penakluk Wanita Paling Ampuh, Dijamin Dia Klepek-klepek

Ucapan salam itu wajib dilakukan di kawasan batu Lingga yang dipercaya sebagai tempat semedi Nini Pelet.

Di batu ini terkadang muncul sosok dengan dua macan kumbang peliharaannya, juga di pekuburan kuda yang angker lokasi dikuburkan yang dua ekor kuda milik tentara Jepang.

Lalu siapakah sebenarnya Nini Pelet yang sangat melegenda tersebut? Dari cerita yang berkembang secara turun temurun Nini Pelet dulunya manusia biasa yang menguasai ilmu dari aliran hitam.

Karena ambisinya ingin tetap awet muda selamanya, ia berikhtiar merebut kitab mantra Asmara yakni salah satu kitab ampuh berisi berbagai ajaran tentang asmara dan cara memikat lawan jenis.

kitab ini diciptakan oleh pendekar sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa, salah satu ajian dari kitab mantra Asmara yang sangat terkenal adalah jaran goyang.

Ajian ini mengajarkan ilmu menaklukkan hati seseorang yang diincar atau yang lebih dikenal dengan sebutan pelet.

Terbukti setelah berhasil mendapatkan kitab mantra Kencana, Nini Pelet memanfaatkan jaran goyang untuk menggaet pria-pria muda agar tertarik kepada dirinya meski ketika itu usia Nini Pelet sudah seratus tahun.

Namun berkat ajian ini sang Nini terlihat sangat muda dan menarik sehingga banyak yang kepincut padahal pria-pria itu hanya sebagai tumbal kecantikannya.

Setelah Nini Pelet puas mempermainkannya mereka dihabisi, nyawa para pria itu sebagai sarana untuk membuat dirinya tetap awet muda.

Mengetahui kitab mantra Asmara ciptaannya disalahgunakan oleh Nini Pelet, Ki Buyut Mangun Tapa lalu mengutus salah seorang muridnya Restu Singgih merebut kembali kitab pusaka itu dari tangan Nini Pelet.

Baca Juga: Ilmu Pelet Mahabbah Paling Ampuh Tanpa Puasa, untuk Lawan Jenis, Atasan atau Majikan

Tapi sebelumnya Restu Singgih telah dibekali banyak ilmu mumpuni oleh gurunya, cerita ini pernah diangkat dalam bentuk sandiwara radio berjudul Nini Pelet yang disiarkan pada 1980-an.

Singkat kata Nini Pelet bisa dikalahkan dan kitab mantra Asmara berhasil direbut kembali.

amun kesaktian Nini pelet dengan ajian Jaran Goyang tetap melekat pada dirinya, karena itu ilmu ajian jaran goyang akhirnya terbagi menjadi dua golongan, golongan hitam berasal dari Nini Pelet dan golongan putih bersumber dari ajaran Ki Buyut Mangun Tapa.

Ki Buyut Mangun Tapa dipercaya dikenal sebagai sosok pendekar tangguh berbudi luhur, setelah meninggal ia dimakamkan di Desa Mangunjaya Karangjaya Indramayu Jawa Barat.

Karena dikenal sebagai pencipta ilmu pelet jaran goyang, hingga kini makamnya tak pernah sepi dari pengunjung, tentunya mereka yang ingin mempelajari ilmu pelet yang dikenal maha dahsyat itu.

Beberapa paranormal atau peziarah yang datang ke makam Ki Buyut Mangun Tapa mengaku sering melihat harimau siluman atau harimau jadi-jadian saat tengah malam.

Biasanya pada malam Jumat Kliwon atau Selasa Legi, mereka percaya harimau tersebut merupakan peliharaan Ki Buyut Mangun Tapa.

Sementara itu petilasan Ninni Pelet dipercaya masih berada di puncak Ciremai, di sini juga bersemayam arwah Ki Rempah Mayit yang tak lain adalah suami Nini Pelet.

Disana juga ada batu Lingga tempat Sunan Gunungjati bermunajat kepada Tuhan pada sekitar tahun 1521 sampai tahun 1530.

Setelah Sunan Gunungjati, seorang wanita bertapa ditempat yang sama ditemani dua ekor harimau peliharaannya.

Baca Juga: Dijamin Ampuh! Inilah Mantra Pelet Kembang Kantil Tanpa Puasa, Warisan Nyi Roro Kidul dan Tata Caranya

Namun ternyata wanita itu tak kuat melakukan olah spiritual hingga ia meninggal dan kedua harimaunya lenyap entah kemana.

Namun beberapa pendaki mengaku sering melihat sosok wanita ini bersama kedua hewan peliharaannya itu disekitar batu Lingga.

Sedangkan mantra ajian jaran goyang adalah salah satu bagian dari sastra lisan yang berupa mantra sejenis pengasihan ini berkembang di masyarakat suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur.

Tidak hanya berkembang di Jawa Timur, mantra ini juga terdapat di Jawa Barat nama lain dari jenis mantra ini diantaranya adalah pengasihan dan pelet.

Mantra ini erat kaitannya dengan ilmu gaib metafisik dan dunia paranormal, suku Osing mempercayai adanya empat ilmu yakni ilmu merah, ilmu kuning, ilmu hitam, dan ilmu putih.

Ilmu merah berkaitan dengan perasaan cinta, ilmu kuning mengenai jabatan, ilmu hitam untuk menyakiti, dan ilmu putih untuk menyembuhkan.

Mantra santet jaran goyang ini bukanlah ilmu untuk menyakiti atau membunuh, melainkan untuk menyatukan dua orang agar atau memisahkan kedua orang yang mencintai agar bisa menikah dengan pasangan pilihan keluarganya.

Ada mitos yang berkembang mengenai mantra jaran goyang ketika kerajaan Blambangan diambang kehancuran, rakyatnya terpisah-pisah agar keturunan tidak tercampur mereka menikah dengan dasar kekerabatan.

Namun diantara mereka ada yang tidak mau dijodohkan atau tidak direstui keluarga, mantra jaran goyang kemudian berfungsi untuk menyatukan mereka.

Kata jaran goyang jika diartikan secara langsung adalah kuda goyang, korban terbanyak dari mantra jaran goyang ini adalah perempuan dibandingkan laki-laki.

Mantra jaran goyang juga dikenal oleh masyarakat Jawa, baik yang ada di Jawa Timur maupun yang ada di Jawa Barat mantra ini mempunyai kesamaan nama dan fungsinya.

Misah Nini Pelet dan mantra ajian jaran goyang inj sudah menjadi cerita legenda masyarakat yang bermukim di sekitar lereng gunung Ciremai.

Itulah kisah misteri Nini Pelet di gunung Ciremai dan mantra ajian jaran goyang yang melegenda.***

Editor: Andriana

Tags

Terkini

Terpopuler