Network
"hal inilah yang membuat orang-orang tua di tempat saya sangat menentang pembangunan rumah baru ini karena di khawatirkan membentuk pola segitiga yang dapat mendatangkan musibah bagi dua rumah lain" tambahnya
Simpleman melanjutkan, konon rumah yang dibangun dengan pola seperti itu akan mendatangkan musibah untuk dua rumah lain, istilahnya mengundang Braung,
(Sosok lelembut berwujud makhluk hitam menyerupai genderuwo lebih besar lagi dan biasanya dia memilih satu rumah untuk di tempati).
Kisah Omah Jejer Telu pun bermula saat pembangunan rumah baru itu untuk kos karyawan pabrik gula.
Nah, salah satu rumah tua tersebut di halamannya terdapat sebuah makam keluarga. Setiap malam Jumat, satu dari dua nisan itu terbang.
“Bisa di bilang, terbentulah istilah ini dari dua rumah tua dengan satu rumah baru, yang membentuk pola segitiga. Hal ini di perparah dengan salah satu rumah tua tepat di halaman rumahnya terdapat kuburan keluarga. konon setiap malam jumat, satu dari dua nisan ini bisa terbang…” jelas SimpleMan.
Kisah mencekam ini pun mulai menghebohkan warga desa usai peletakan batu pertama. Tak hanya itu, kejanggalan juga dirasakan dua tetangga sekitar rumah kosong tersebut, yaitu Rismoyo dan Pak Ageng.
Baca Juga: Fakta Terbaru KKN di Desa Penari, Bima dan Ayu Jadi Tumbal Teman Sendiri?
Mereka mengalami teror seperti suara tangisan wanita yang keras sampai penampakan sosok hitam besar dalam rumah yang disinyalir adalah sosok Braung itu sendiri. Hingga akhirnya mereka memiliki untuk pindah.
